Garuda Indonesia baru saja menyelesaikan pengembalian dua armada Boeing 737-800NG kepada salah satu lessor pesawat. Kendati pesawat tersebut belum memasuki jatuh tempo masa sewanya, itu diperbolehkan selama syaratnya terpenuhi, salah satunya melakukan perubahan kode registrasi pesawat terkait.
Baca juga: Garuda Indonesia Percepat Pengembalian Pesawat yang Belum Jatuh Tempo Kepada Lessor
Selain Garuda Indonesia, di dunia sudah 1.300 unit pesawat dikembalikan ke lessor IBA Aviation sejak pandemi virus Corona sampai tahun 2021 ini.
Celakanya, pesawat-pesawat tersebut dikirim tanpa mempunyai rumah baru atau penyewa dari operator lain. Itu baru dari satu lessor, bila ditotal dari leasing atau lessor lainnya, bukan tak mungkin ada belasan ribu pesawat yang sudah dikembalikan oleh maskapai.
Seperti yang sudah umum diketahui, pengembalian pesawat-pesawat sewaan oleh maskapai sebelum masa sewanya habis didasari oleh anjloknya permintaan penerbangan sejak pandemi Covid-19. Kendati tak terbang, pesawat memang menyedot cost maskapai secara rutin untuk perawatan. Karenanya, opsi pengembalian lebih cepat merupakan langkah terbaik yang ditempuh maskapai.
Berkaca dari pengembalian pesawat lebih cepat oleh maskapai, IBA Avation memperkirakan jumlah pesawat yang dikirim ke fasilitas MRO miliknya juga akan menurun tajam. Sebelum Covid-19 mewabah, jumlah kunjungan ke MRO diperkirakan akan meningkat dari 3.200 pada 2019 menjadi 4.500 unit pada 2023.
Tahun ini, diperkirakan IBA Aviation hanya melayani kurang dari 1.000 pesawat yang melakukan MRO. Kondisi ini diperkirakan terus berlangsung sampai setidaknya 2026 untuk menyamai angka di tahun 2019.
Merespon fenomena ini, Presiden IBA, Phil Seymour, sebagaimana dikutip dari Aviator Aero, mengungkapkan, “Geliat di pasar sewa pesawat komersial beberapa tahun terakhir tiba-tiba diakhiri oleh Covid, dan kami memperkirakan dampak yang signifikan tidak hanya pada lessor tetapi di seluruh rantai pasokan khususnya di sektor MRO.”
Ketika digrounded, pesawat memang tetap harus mendapat perawatan agar pesawat siap beroperasi ketika digunakan, seperti pengecekan pada sistem hidrolik, sistem avionik pesawat, sistem pendingin udara, mesin, ban, komponen elektronik yang jumlahnya begitu banyak dalam sebuah pesawat, dan bagian-bagian lainnya.
Baca juga: Jangan Kaget, Inilah Jumlah Pesawat yang Di-grounded di Seluruh Dunia
Tak cukup sampai di situ, untuk mencegah menumpuknya debu serta burung yang bersarang, mesin serta bagian lain pesawat yang terdapat lubang, termasuk ban pesawat pun juga ditutup dengan kain, plastik, atau media lainnya.
Interior pesawat juga tak luput dari perhatian. Selama pesawat digrounded, seluruh kaca pesawat ditutup dengan tirai. Fungsinya, akan sinar matahari tak masuk ke dalam dan membuat bagian dalam menjadi lembab. Lantai, in flight entertainmet, sistem penerangan, hingga sarung kursi pun juga tetap rutin dicek.