Demam PHK telah menjalar ke seantoro maskapai global, lanatan sepi penumpang akibat Covid-19, menjadi pendapatan sejumlah maskapai anjlok drastis. Begitu pun dengan maskapai asal Tanah Britania, British Airways (BA) yang saat ini berbicara terkait cara ‘kejam’ perusahaan untuk bernegosiasi dengan karyawan. Sebab maskapai ini bermaksud menghentikan total sekitar 12 ribu staf dan target baru manajemen adalah mem-PHK pilot.
Baca juga: “Bukan PHK,” Inilah yang Terjadi Pada Ratusan Pilot Garuda Indonesia
Bahkan maskapai yang berbasis di London ini mengancam akan memecat semua pilotnya. Mereka memiliki sekitar 4.300 pilot dan perusahaan ini berencana memberhentikan sekitar seperempat pilot mereka. Dilansir KabarPenumpang.com dari godsavethepoints.com (7/6/2020), awalnya maskapai ini akan memberhentikan 955 pilot, namun dengan jumlah yang ada saat ini justru meningkat sebanyak 125 dan menjadi 1080 yang ditentang oleh serikat pekerja.
Asosiasi Pilot Maskapai Penerbangan Inggris atau The British Airline Pilots’ Association (BALPA) sudah mengirimkan surat kepada anggota yang menguraikan sikap British Airways yang ingin mengubah ketentuan kontraknya dengan pilot. Anggota serikat pilot diberitahu bahwa jika grup tersebut tidak menerima 100 persen dari persyaratan yang ditawarkan oleh British Airways, maskapai berencana untuk memecat seluruh tenaga kerja, menggunakan kembali jumlah pilot yang dibutuhkan pada upah yang lebih rendah dan kontrak yang lebih rendah, sama seperti itu berencana untuk dilakukan dengan awak kabin.
Beberapa anggota kru akan mengalami pengurangan gaji hingga 60 persen, sementara dituntut untuk melakukan lebih banyak pekerjaan. Niat BA untuk mencari perubahan pada syarat dan ketentuan dinyatakan kembali dalam S188 yang diperbarui.
“Yang terpenting menyatakan bahwa jika BA dan BALPA tidak dapat mencapai kesepakatan, perusahaan akan berusaha untuk memaksakan perubahan dengan menghentikan pekerjaan semua pilot dan menawarkan individu kontrak baru dengan syarat dan ketentuan baru yang terkait. Kita tidak bisa mulai menggambarkan tingkat kekecewaan dan gangguan yang disebabkannya. Ini mempertanyakan apakah BA bahkan mampu melakukan hubungan industri dengan benar dan apakah apa pun yang mereka katakan dapat dipercaya,” isi surat tersebut.
Negosiasi ‘kejam’ British Airways dengan pilot dilakukan hanya beberapa minggu setelah British Airways menguraikan rencana untuk menghancurkan karier begitu banyak awak kabin. Sebelumnya maskapai memiliki beberapa kontrak pramugari yang berbeda, dan maskapai berupaya menyederhanakannya.
Sementara penyederhanaan kontrak masuk akal, pada dasarnya ini berarti bahwa banyak pramugari senior akan mendapatkan potongan gaji permanen di kisaran 30-50 persen, atau dalam beberapa kasus bahkan lebih. Ini terlihat tidak etis apalagi untuk awak kabin yang berada di perusahaan selama 20 tahun lebih. British Airways telah lama berjuang dengan hubungan kerja.
Baca juga: Demi Hidup di Masa Pandemi, Pilot Thai Airways Jadi Pengemudi Ojek Online
Bisa dikatakan, perusahaan tampaknya menggunakan pandemi saat ini sebagai kesempatan untuk menegosiasikan ulang beberapa kontrak dengan cara yang tidak adil. Bahkan sepertinya British Airways telah menunggu kesempatan seperti ini untuk menghancurkan kehidupan begitu banyak karyawan.