Lembaga Penerbangan dan Antarikasa Amerika Serikat (NASA) resmi meluncurkan aplikasi untuk mewadahi ilmuan dalam mempelajari kelelahan (fatigue) pada tubuh manusia saat melahap penerbangan luar angkasa. Langkah ini ditujukan untuk memecahkan studi tentang fatigue itu sendiri serta dampak yang ditimbulkan olehnya.
Baca juga: Intip Teleskop Terbang Terbesar di Dunia Boeing 747 NASA
Umumnya, pada penerbangan luar angkasa, para astronot melalui perjalanan panjang dan sering kali membuat mereka kelelahan. Pada titik inilah, NASA ingin mencari tahu sejauh mana kelelahan dapat berubah menjadi petaka akibat kurangnya konsentrasi.
Sekalipun aplikasi NASA tersebut ditujukan untuk para astronot, namun, Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA) memandang aplikasi tersebut bakal sangat bermanfaat untuk para pilot, sekalipun mereka terbang lebih dekat dengan bumi dibanding para astronot.
Melalui aplikasi tersebut, NASA juga hendak mengajak maskapai ataupun lembaga penelitian yang tengah mempelajari fenomena kelelahan, agar menyatukan persepsi. Singkatnya, jawaban dari studi tentang kelelahan sebisa mungkin harus sinkron satu sama lain untuk kebaikan bersama.
“Dalam studi terbaru menggunakan aplikasi, kami dapat mengumpulkan ribuan tes dari pilot, di mana upaya sebelumnya mungkin hanya mendapatkan sebagian kecil dari itu,” kata Ms Flynn-Evans, kepala Lab Penanggulangan Kelelahan di Pusat Penelitian Ames NASA.
Aplikasinya sendiri cukup sederhana. Pada intinya, aplikasi NASA ini berupa tes kesadaran. Namun demikian, metode pengetesan tersebut tak tiba-tiba datang, melainkan sudah melalui penelitian panjang. Aplikasi tersebut tersedia di Apple Store dengan keyword NASA PVT dan dapat diunduh oleh orang awam. Dengan demikian, siapapun bisa mengakses metode pengetesan atau pengukuran standar terinspirasi dari pengalaman laboratorium kelas atas selama bertahun-tahun.
Dilansir Simple Flying, tes mengukur waktu reaksi seseorang terhadap sinyal visual. Begitu angka mulai bergulir di layar, pengguna cukup menekan tombol dengan ibu jari mereka.
Angka-angka tersebut menunjukkan waktu reaksi mereka dalam milidetik. Dengan demikian, seseorang yang tengah dikuasai rasa kantuk ataupun kehilangan fokus bakal terdeteksi dari cara mereka merespon angka-angka tersebut. Tak hanya itu, aplikasi NASA ini juga mampu merekam saat pengguna berganti ibu jari atau jari lainnya akibat kelelahan.
“Kedengarannya sederhana,” jelas Erin Flynn-Evans. Tetapi, metode tersebut merupakan variasi dari psychomotor vigilance task (PVT) yang sudah digunakan NASA di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk mengumpulkan data dari para astronot.
Baca juga: Produksi Pesawat Supersonic Setara Concorde, Virgin Galactic Gandeng Rolls Royce Hingga NASA
Di era penerbangan modern seperti sekarang ini, pesawat dimungkinkan untuk melahap penerbangan panjang dan melelahkan hingga belasan bahkan puluhan jam (dalam kondisi tertentu) non-stop. Karenanya, berbagai studi ilmiah tentang kelelahan di lingkungan kerja dan risiko yang ditumbulkan melalui aplikasi tersebut penting dilakukan.
Semangat seperti itulah yang pada akhirnya, menurut NASA, akan semakin memudahkan studi. Semakin banyak orang dan organisasi yang menggunakan aplikasi tersebut, akan semakin banyak data berkualitas masuk.