Idealisme setiap orang beda-beda, tak terkecuali dengan Bruce Campbell. Eks insinyur listrik ini memilih untuk hidup bertahun-tahun di rumah mungil dan sangat sederhana untuk menghidari kebiasaan berhutang sejak usia muda, tak terkecuali untuk mendapatkan sebuah properti.
Baca juga: Dengan Kocek Kurang dari Rp500 Juta, Nenek 78 Tahun Sulap Boeing 727 Jadi ‘Little Trump’
Setelah cukup uang, ia pun berniat untuk membeli properti secara tunai. Namun, kecintaannya pada dunia aeronautika pun terpanggil ketika ia mendengar banyak pesawat dihancurkan setelah purna tugas. Disebutkan, bahkan, saat itu, ia mendengar setiap hari ada sekitar tiga pesawat dihancurkan setelah pensiun.
Tak mau tinggal diam, pada ahun 1999, ia pun mengambil langkah besar dengan membeli pesawat Boeing 727 seharga 23.000 dolar AS atau sekitar Rp300 juta lebih untuk membangun rumah idaman. Kala itu, ia masih berumur 20-an tahun. Selanjutnya, ia perlu mengeluarkan dana tambahan hingga sebesar 220.000 dolar AS atau sekitar Rp2,9 miliar lebih. Bila ditotal, hunian idaman Bruce bernilai lebih dari Rp3,2 Miliar. Oleh karenanya, ia pun dapat melaksanakan dua hal sekaligus, membeli rumah dan menyelamatkan pesawat.
Dengan mahar sebesar itu, Boeing 727 karya Bruce pun disematkan beberapa fitur, seperti anti-shock system hingga earthquake protection atau fitur tahan gempa. Kemudian, ia juga menambahkan gundukan beton sebagai alas pesawat serta sistem instalasi plumbing untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor.
Mahar miliaran rupiah juga membuat hunian Boeing 727 Bruce dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti seperti penghangat ruangan, listrik, ruang tamu, shower, kamar tidur, lounge, dapur, tempat cuci baju, tempat cucian piring, pendingin ruangan, oven, mesin cuci, perlengkapan dan peralatan konser di sayap kanan pesawat, lantai akrilik transparan, dan sejumlah fasilitas lainnya.
Dikutip dari loveproperty.com, meskipun banyak perubahan, namun, beberapa bagian pesawat masih dipertahankan, seperti pintu masuk buka tutup otomatis atau retractable entrance dari lambung pesawat, jendela, kokpit, livery, dan toilet masih dipertahankan Bruce untuk mempertahankan nuansa keaslian pesawat.
Lagi-lagi, idealisme Bruce berperan besar dalam keputusan tersebut. Menurutnya, sebuah tindakan yang sangat tidak sopan bila ia mengubah seluruh interior pesawat. Jadi, dengan menaruh rasa hormat tinggi kepada pesawat dan pabrikan (Boeing) ia pun memilih untuk tak banyak melakukan perubahan, kecuali fitur-fitur tambahan penunjang keamanan dan kenyamanan, seperti plumbing dan sistem anti gempa.
Bahkan, saking ingin menghargai pesawat, ia pun tak segan untuk membuat aturan lepas alas kaki bagi seluruh tamu yang masuk ke dalam pesawat. Hal itu untuk menjaga pesawat agar benar-benar dalam kondisi bersih dan terawat. Ia pun mengaku bangga dengan apa yang telah ia perbuat dan menyebut karyanya tersebut sebagai ‘Tesla’.
Baca juga: Boeing 727 ini Berubah Jadi Penginapan Mewah di Tepi Pantai
“Jika warisan rumah keluarga konvensional diibaratkan sebagai Chevy atau Ford, rumah pesawat dapat diibaratkan sebagai warisan seperti Tesla atau Porsche Carrera keluaran terbaru,” kata Bruce.
Bila tertarik melihat ‘Tesla’ Boeing 727 Bruce Campbell, Anda bisa menjumpainya di sebuah hutan di Oregon. Bruce mengaku terbuka dengan para penggemar aeronautika dan bersedia untuk berbagi kisah suksesnya membuat hunian idaman dari Boeing 727.