Monday, November 25, 2024
HomeDaratMulti Lane Free Flow di Jalan Tol Diharapkan Bisa Diterapkan Tahun 2022

Multi Lane Free Flow di Jalan Tol Diharapkan Bisa Diterapkan Tahun 2022

Sejak tahun 2017 lalu, Bank Indonesia dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah melakukan kerja sama untuk mengembangkan elektronikfikasi di seluruh jalan tol. Di mana saat itu mulai dilakukan tahap integrasi sistem ruas jalan tol serta pembentukan Konsorsium Electronic Toll Collection atau ECT.

Baca juga: Saat MRT Jakarta Beroperasi, Pemprov DKI Akan Operasikan Electronic Road Pricing

Yang mana pada 2019 targetnya adalah Multi Lane Free Flow (MLFF) dapat diberlakukan di semua ruas tol. Nyatanya hal tersebut belumlah bisa diberlakukan pada 2019 lalu dan pengguna jalan tol masih menggunakan pembayaran dengan kartu uang elektronik.

Namun, belum lama ini perusahaan asal Hongaria, Roatex Ltd ditetapkan sebagai pemenang tender untuk proyek penerapan sistem transaksi tol non tunai nirsentuh MFLL. KabarPenumpang.com mengutip dari detik.com (30/1/2021), Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Danang Parikesit menjelaskan bahwa ada beberapa keuntungan yang didapatkan masyarakat saat MLFF diterapkan.

“Solusi ini telah sukses diterapkan di Hongaria selama lebih dari tujuh tahun terakhir, yang dikelola oleh Hungarian Toll Services Company (NUZs). Pengalaman di Hongaria, solusi ini selain memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan, juga dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat,” kata Danang.

Dikatakan Danang, ketika MLFF mulai diterapkan, pengemudi kendaraan bisa menggunakan aplikasi untuk melintas di jalan tol. Nantinya setiap pengendara atau pengguna jalan tol akan diperkenalkan dengan perangkat e-Obu di aplikasi ponsel pintar atau OnBoard Unit yang merupakan tiket perjalanan (road ticket) bagi yang hanya sekali jalan.

Aplikasi ini tidak akan membebani pengguna dan dapat diunduh dari pinsel pintar. Danang menjelaskan, MLFF akan terbagi menjadi tiga jenis teknologi di antaranya Radio Frequency Identification (RFID), DSRC (dedicated short-range communication) dan Global Navigation Satellite System (GNSS).

Roatex sendirir akan menggunakan teknologi yang berjenis GNSS, yang mana nantinya akan digunakan untuk menggantikan mesin pembaca uang elektronik. GNSS adalah sistem pembayaran dengan alat yang dipasang di mobil dan dibaca melalui satelit.

Hal ini mengartikan penggunaan teknologi GNSS yang tidak memerlukan infrastruktur seperti gerbang tol. Sehingga nantinya akan ada alat yang dipasang di mobil dan menerima sinyal GNSS dari satelit secara berkala untuk jadi bahan perhitungan posisinya dan disimpan sebagai Charges Data Recorder (CDR).

Kemudian data akan dikirimkan ke perangkat TSP (Toll Service Provider) melalui jaringan wireless (GPRS, umts, dsb) untuk memverifikasi jalur tol yang digunakan dan menghitung tarif yang akan dibebankan ke pengguna. Dalam kerja sama penerapan MLFF itu, Roatex memegang konsesi atas proyek tersebut selama sepuluh tahun.

Tahun pertama adalah pelaksanaan konstruksi. Targetnya, penerapan sistem MLFF ini bisa dimulai pada tahun 2022 di sebagian besar ruas jalan tol, terutama Pulau Jawa dan Bali.

“Tol mana yang menjadi prioritas? Jabodetabek, tapi masih dalam pembahasan. Kalau sesuai dengan FS di tahun 2022 (akan terealisasi),” ujar Danang.

Baca juga: Frankfurt Autobahn A5, Jalan Tol Pertama dengan Kabel Listrik Aliran Atas

Multi Lane Free Flow atau MLFF adalah solusi yang ditawarkan Otoritas pengelola Tol di Indonesia untuk mempermudah dan memperlancar penggunan jalur tol terutama mengurangi penumpukan di pintu tol. MLFF menggunakan banyak atau hampir semua jalur dengan metode tersebut.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru