Seolah tak ingin memperdulikan sanksi pembatasan penerbangan yang diberlakukan negara-negara Barat, Rusia belum lama ini justru menyatakan akan memperluas akses penerbangan ke berbagai tujuan internasional. Bila sebelumnya Rusia hanya mengizinkan 15 negara yang boleh memasuki ruang udaranya, kini update terbaru dari Kremlin menyatakan total 52 negara bisa melayani penerbangan dari dan ke Rusia.
Dikutip dari Topwar.ru (4/4/2022), Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin pada pertemuan dengan perwakilan dari fraksi parlemen dari partai Rusia Bersatu, mengatakan mulai 9 April mendatang, maskapai penerbangan dari 52 negara sahabat kembali diizinkan mengoperasikan penerbangannya ke Rusia.
Pencabutan pembatasan penerbangan tentunya diarahkan ke negara-negara yang selama dianggap ‘berkawan’ dengan Rusia, seperti Mesir, Maroko, Oman, Tunisia, Arab Saudi, Korea Utara, Brasil, Sri Lanka, Cina, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Tanzania, Uruguay, Venezuela, Vietnam, Hong Kong, Fiji, Pakistan, Peru, Argentina, Afrika Selatan, Israel, Jamaika, Moldova, Seychelles dan sejumlah negara di Afrika Tengah.
Alasan pembukaan akses penerbangan juga terkait dengan pelonggaran tindakan karantina. Menurut Mishustin, kebijakan penurunan kasus infeksi virus corona yang cukup signifikan di beberapa negara, dan memungkinkan untuk melanjutkan penerbangan penerbangan sipil ke banyak tujuan asing.
Sebelum kebijakan ini, penerbangan internasional dari dan ke Rusia hanya diperbolehkan ke 15 negara, di antaranya adalah Meksiko, Qatar dan sejumlah negara yang tergabung dalam Eurasia Economic Union. Buntut dari hujan sanksi yang diterima Rusia sebagai dampak dari invasi ke Ukraina, Rusia melakukan tindakan balasan dengan melarang maskapai dari 36 negara untuk melintasi ruang udaranya.