Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengkritisi janji kampanye calon presiden (Carpres) Anies Baswedan. Diketahui Capres nomor urut 1 itu berjanji akan membangun kereta api Banjarbaru-Banjarmasin saat terpilih menjadi Presiden ke-8 nanti.
Baca juga: Kereta Uap Kalimantan, Pelancong Diajak Jelajah Hutan Borneo Tanpa Pendingin Udara
Menurut Djoko, mobilitas di Banjarbaru-Banjarmasin saat ini belum terlalu membutuhkan transportasi berbasis rel. Sebab demand-nya masih rendah. Karenanya, ia menyarankan agar lebih mengedepankan dan mengembangkan transportasi bus atau angkutan perkotaan Trans Banjarbakula (program BTS) yang sudah lebih dahulu ada.
Setelah ekosistem masyarakat untuk menggunakan transportasi umum ini mulai terbentuk dan membudaya, ditandai dengan semakin tingginya okupansi bus, lanjutnya, Wakil Ketua MTI yang juga dosen Teknik Sipil di Universitas Katolik Soegijapranata ini mengungkapkan bukan berarti bisa langsung membangun kereta api, melainkan menambah armada bus dan mengerahkan bus yang lebih besar.
Ia mengingatkan agar tak terlena memberikan janji kampanye. Lebih dari itu, membangun transportasi umum jangan terburu-buru, harus dimulai secara bertahap sampai ekosistemnya terbentuk.
“Kita bertahap saja lah, dilihat demand-nya tinggi yaa tidak ada salahnya (bangun kereta api). Tapi, itu tadi, jangan di-PHP-in masyarakat sana lah. Nanti subsidinya terlalu besar kan negara rugi kan penduduknya belum terlalu banyak. Kalau saya cenderung busnya dulu,” katanya.
“Kurang-kurang sedikit, busnya bus gandeng (setelah ramai peminat). (saat ini) masih pakai bus sedang itu. Itu pun belum penuh. Tetapi dibanding kota-kota lain lumayan,” jelasnya kepada KabarPenumpang.com di sela-sela Rakernas MTI di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Rabu (6/12/2023).
Kantor Pusat SkyWay Technlogies di Rusia Dibekukan, Kalimantan Batal Punya Kereta Langit
Dalam pengamatannya, untuk lima tahun ke depan bukan hal mudah membangun Kereta Api Banjarbaru-Banjarmasin mengingat demand-nya rendah. Kalau pun tetap dipaksakan, lanjut Djoko, bisa saja dalam waktu lima tahun KA tersebut selesai dibangun. Tetapi setelahnya tidak ada penumpang.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa mobilitas kota Banjarbaru dan Banjarmasin sangat tinggi layaknya Jakarta dan Bogor sehingga sangat membutuhkan adanya transportasi umum yang layak dan dapat diandalkan masyarakat. Itu bisa dilakukan dengan cara memaksimalkan program BTS Trans Banjarbakula.