MRT Jakarta semakin matang dalam menyambut pengoperasian perdananya pada Maret 2019 mendatang. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya progress pembangunan jaringan metro pertama di Indonesia ini yang sudah hampir menyentuh angka 96 persen secara keseluruhan (Fase 1). Belum lagi sejumlah uji coba di segala bidang yang kini tengah menguras tenaga William Sabandar cs.
Baca Juga: Lanjutkan Uji Coba Persinyalan, Ini Kali Pertama Kereta MRT Jakarta Masuki Terowongan
Dalam acara Forum Jurnalis dan Blogger MRT Jakarta yang diadakan di Depo Lebak Bulus, Selasa (28/8/2018), William Sabandar selaku Dirut PT MRT Jakarta mengatakan bahwa perkembangan pembangunan Fase 1 ini sudah mencapai 95,97 persen. “Dengan rincian 94,42 persen untuk Depo dan Elevated Section, sedangkan untuk Underground Section sudah mencapai 97,53 persen. Masih on track (sesuai rencana),” ujar William di hadapan sejumlah awak media.
Untuk saat ini, PT MRT Jakarta tengah melakukan proses pemeriksaan dan pengecekan sistem kereta atau yang lebih dikenal dengan nama Testing and Commissioning. Sebenarnya, proses ini sudah berjalan sejak pertengahan Agustus, dan William menaksir Testing and Commissioning pada kereta pertama ini akan berlangsung sekitar lima minggu. “Karena ini kereta pertama, maka prosesnya agak lama. Untuk kereta kedua hingga ke-16 paling hanya membutuhkan waktu satu sampai dua minggu saja,” terangnya.
Adapun kegunaan dari proses Testing and Commissioning ini adalah untuk memastikan semua sistem yang berada di dalam kereta buatan Nippon Sharyo, Jepang ini berfungsi dengan baik dan diharapkan tidak menemukan kendala ketika masa pengoperasiannya kelak. “Jadi tesnya itu bertahap, mulai dari di bawah 30km/jam, besok akan kita tingkatkan jadi 45km/jam, dan akan terus meningkat hingga 100km/jam,” ujar William. “Untuk sementara ini, proses masih dilakukan secara manual, tapi nanti ke depannya akan otomatis,” imbuhnya.
Menurut agenda, PT MRT Jakarta akan melakukan ters uji pergerakan kereta (dynamic test) di jalur utama pada tanggal 10 September 2018 mendatang, “lalu akan mulai uji coba operasi sistem perkeretaapian secara terintegrasi oleh kontraktor pada 12 November,” lanjut William. Peraih gelar doktor geografi dari University of Canterbury, New Zealand ini juga mengatakan bahwa semisal semua sistem sudah berfungsi dengan baik, maka pihaknya siap untuk melakukan trial run. “Ketika semua sistem sudah ok, maka kami baru bisa melakukan trial run. Kami berharap kontraktor bisa menyerahterimakan proses ini kepada PT MRT Jakarta pada pertengahan Desember ,” ujar Pria berdarah Maluku – Toraja ini.
Baca Juga: Jual Official Merchandise Sebelum Beroperasi, MRT Jakarta Ingin Tumbuhkan Fanatisme?
Nah, beberapa waktu ke belakang ada kesalahpahaman di masyarakat yang menyebutkan bahwa MRT Jakarta telah melakukan trial run. Padahal, proses trial run dan testing and commissioning merupakan dua proses yang berbeda. Seperti yang sudah disinggung di atas, proses testing and commissioning merupakan tahapan dimana calon operator menguji keseluruhan sistem dari armada dan kelaikan jalur yang akan dilintasi kelak. Sementara trial run merupakan proses lanjutan dimana hampir keseluruhan sistem sudah berjalan dengan baik.