Seolah terlupakan, kendaraan khusus yang satu ini sepertinya tidak dapat Anda temui di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, namun untuk kebutuhan khusus, beberapa bandara besar masih menyiapkan apa yang disebut sebagai mobile lounge. Punya kemampuan untuk memindahkan calon penumpang pesawat dalam jumlah besar, inilah karakteristik mobile lounge yang menarik untuk dicermati.
Baca juga: Duel Garbarata dan Tangga Manual: Siapa Yang Akan Menang?
Mobile lounge adalah jenis kendaraan unik yang digunakan di bandara untuk mengangkut penumpang langsung dari terminal ke pesawat di apron atau dari pesawat ke terminal. Konsep ini muncul sebagai solusi untuk mengatasi masalah jarak antara terminal dan pesawat, terutama di bandara dengan desain yang luas atau kompleks.
Mobile lounge dikembangkan sebagai bagian dari desain bandara modern pada akhir 1950-an dan awal 1960-an. Ide ini pertama kali muncul sebagai solusi untuk mengurangi jarak jalan kaki penumpang dan untuk mengakomodasi pesawat besar yang semakin populer pada masa itu, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8.
Awalnya, mobile lounge pertama kali diimplementasikan di Washington Dulles International Airport di Virginia, Amerika Serikat, ketika bandara ini dibuka pada tahun 1962. Dulles dirancang oleh arsitek terkenal Eero Saarinen, yang menciptakan konsep ini sebagai bagian dari visinya untuk bandara yang efisien dan nyaman.
Mobile lounge di Dulles dikembangkan oleh Chrysler Corporation dan disesuaikan dengan kebutuhan bandara. Lounge ini dirancang untuk mengangkut sejumlah besar penumpang dengan nyaman, termasuk area duduk, jendela, dan sistem pendingin udara. Tergantug dimensinya, mobile lounge ada yang mampu mengangkut sekitar 100 penumpang per perjalanan dan memiliki roda dengan kemampuan angkat untuk menyesuaikan ketinggiannya dengan pintu pesawat.
Keuntungan dari mobile lounge seperti memungkinkan penumpang untuk tetap nyaman dan terhindar dari kondisi cuaca luar saat berpindah antara terminal dan pesawat. Mereka juga membantu mengurangi kebutuhan untuk membangun jembatan penumpang (jet bridges/garbarata) di setiap gerbang, yang dapat menghemat biaya konstruksi bandara.
Namun mobile lounge juga memiliki beberapa kekurangan, seperti memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan penggunaan jet bridges atau bus apron konvensional, terutama ketika bandara menjadi lebih sibuk dan jumlah penumpang meningkat.
Seiring waktu, penggunaan mobile lounge menurun karena kemajuan dalam desain bandara dan pesawat. Bandara yang lebih baru cenderung dibangun dengan gerbang yang memiliki jet bridges langsung ke pesawat, mengurangi kebutuhan untuk mobile lounge. Di Washington Dulles, mobile lounge masih digunakan, tetapi perannya telah berkurang. Sebagian besar penumpang sekarang menggunakan Automated People Mover (APM), sistem kereta otomatis yang menghubungkan terminal utama dengan concourse.
Selain Dulles, mobile lounge juga digunakan di beberapa bandara lain seperti Montreal-Mirabel International Airport dan Charles de Gaulle Airport di Paris. Namun, dengan perubahan dalam desain bandara modern, mobile lounge telah menjadi lebih jarang digunakan.