Penandatanganan kontrak kerja sama antara Singapore Airlines dan Malaysia Airlines yang terjadi pada tanggal 30 Juni kemarin memang menimbulkan kontroversi berkepanjangan di mata publik. Sejumlah pertanyaan terkait penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini pun kemudian muncul ke permukaan, salah satu yang paling santer ditanyakan publik adalah seberapa jauh kerja sama yang akan dijalin oleh kedua maskapai ini?
Baca Juga: Mahathir Siap Jual Malaysia Airlines, Mungkinkah AirAsia Berminat Akuisisi?
Sebelum membahasnya lebih jauh, spekulasi terkait Singapore Airlines akan menjadi investor strategis bagi Malaysia Airlines juga sudah kadung ‘mewabah’. Ya, sebagaimana yang kita ketahui bersama, kerja sama yang terjalin di antara dua maskapai ini bisa dibilang sedikit timpang, mengingat karir gemilang yang sudah ditorehkan Singapore Airlines agaknya tidak berimbang dengan catatan karir yang selama ini diraih oleh flag carrier dari Malaysia ini – terlebih publik tidak bisa lupa dengan peristiwa hilangnya Malaysia Airlines MH-370 yang hingga saat ini masih menjai salah satu misteri di sektor aviasi global yang belum terpecahkan.
Belum lagi pernyataan yang terlontar dari Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad di sela acara KTT Asia Pasifik ke-33 pada Selasa (25/6/2019) yang mengatakan bahwa Pemerintah Malaysia telah bersedia untuk menjual Malaysia Airlines apabila ada pihak luar yang hendak menimangnya – kendati Mahatir hanya mensyaratkan agar nantinya nama maskapai tidak diganti walaupun telah berpindah tangan.
Ketimpangan ini nampaknya sudah semakin nyata di mata publik, yang pada akhirnya hal ini berbuntut pada protes besar-besaran dari publik akan kerja sama antara Singapore Airlines dan Malaysia Airlines.
“Tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa jauh kemitraan yang akan dijalin antara kedua maskapai ini,” ujar kepala analis CAPA Centre for Aviation, Brendan Sobie, sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman theindependent.sg (7/7/2019).
Menurut nota kesepakatan tesebut, baik Singapore Airlines dan Malaysia Airlines akan menjalin kerja sama penerbangan codeshare – dan tidak menutup kemungkinan untuk menjalin hubungan kerja sama potensial lainnya di waktu yang akan datang, mungkin di sektor kargo, pemeliharaan pesawat, hingga perbaikan pesawat jika dibutuhkan.
Apabila menghubungkan pernyataan dari Mahathir Mohamad tadi dengan kerja sama ini, maka akan timbul satu buah pemikiran yang hingga saat ini belum dapat dipastikan kebenarannya: “Akankah Singapore Airlines di waktu yang akan datang membeli saham dari Malaysia Airlines sebagaimana yang sudah digaungkan oleh Mahatir Mohamad?”
Jika melihat kemungkinan kerja sama lanjutan seperti yang sudah disebutkan di atas, maka bukan tidak mungkin apabila Singapore Airlines akan mengambil alih keseluruhan pengoperasian dari Malaysia Airlines. Kalau memang benar inilah tujuan dari kerja sama yang terjalin di antara dua maskapai tersebut, lalu siapakah yang akan menjadi flag carrier dari Malaysia?