Perkembangan teknologi yang semakin melesat setiap harinya memberikan dampak positif pada banyak lini, tidak terkecuali di sektor transportasi. Hadirnya fitur-fitur yang dapat menunjang keselamatan penumpang selama berkendara di jalan juga terus bermunculan. Jika dahulu hanya ada sabuk pengaman yang menjadi fitur keselamatan di kendaraan, namun kini ada airbag yang menjadi tandem dari sabuk pengaman tersebut.
Baca Juga: Pangkas Human Error, Nanyang University Gandeng Volvo Hadirkan Bus Otonom
Peningkatan fitur keamanan di dalam kendaraan ini terus ditingkatkan, seiring dengan pernyataan dari National Highway Safety Administration yang menyebutkan bahwa sembilan dari 10 kecelakaan yang terjadi selama ini dilatarbelakangi oleh human error. Belakangan ini ramai diberitakan bahwa fitur-fitur keselamatan baru seperti peringatan tabrak depan dan sistem pengereman darurat otomatis dapat membantu pengemudi untuk menghindari sebuah kecelakaan. Tidak sedikit dari mobil-mobil baru yang sudah diaplikasikan fitur keamanan sejenis – namun masih banyak pula mobil keluaran baru yang belum terinstal fitur keamanan tersebut. Mengapa bisa seperti itu?
Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman komonews.com (6/6/2019), hanya ada sekitar 44 persen kendaraan baru yang sudah terpasang fitur pengamanan tambahan di atas pada tahun 2019. Data tersebut seolah belum menjawab keinginan konsumen yang ingin menjadikan fitur peringatan tabrak depan dan sistem pengereman darurat otomatis sebagai salah satu standar keamanan yang harus tercantum di setiap kendaraan.
Ambil contoh sabuk pengaman, dimana fitur ini pertama kali diuji coba pada tahun 1956, namun membutuhkan waktu 10 tahun lebih bagi otoritas terkait untuk menerbitkan regulasi baru terkait keberadaan sabuk pengaman yang harus ada di setiap kendaraan. Hingga saat ini saja, sudah ada beberapa kali pembaruan terkait fungsi sabuk pengaman di dalam kendaraan, mulai dari yang fixed, hingga sabuk pengaman yang akan ‘mengikat’ ketika tersentak.
Baca Juga: 85% Kecelakaan Lalu Lintas di Kenya Karena Human Error
Jadi apabila mengacu pada contoh di atas, pengaplikasian fitur-fitur keselamatan tambahan pada setiap kendaraan bukan berarti tidak bisa diaplikasikan pada kendaraan baru, melainkan masih membutuhkan waktu untuk bisa mengimplementasikannya dan dijadikan sebagai standar keamanan baru dalam berkendara.