Beberapa bulan belakang, penumpang kereta komuter Tokyo mendapatakan perlakuan yang menyebabkan cidera serius dari penumpang lainnya. Hal ini kemudian membuat Menteri Perhubungan (Menhub) Jepang Tetsui Saito menyerukan agar penumpang mencari tombol darurat sesaat mereka memasuki kereta.
Baca juga: Terinspirasi Penumpang Berkostum Joker, Kakek Tua Nyalakan Api di Kereta Jalur Southwestern
Kemudian Saito menambahkan, agar penumpang menekan tombol tersebut jika sebuah insiden mengancam nyawa penumpang terjadi di dalam kereta. Dia mengeluarkan pernyataannya setelah tur inspeksi fasilitas pelatihan Tokyo Metro Company di Koto Ward pada 13 November lalu.
KabarPenumpang.com melansir asahi.com (14/11/2021), dalam kunjungannya tersebut, pejabat Tokyo Metro menjelaskan langkah-langkah keamanan perusahaan kepada dirinya. Dalam penjelasan itu juga termasuk memberitahukan di mana tombol berhenti darurat berada di dalam gerbong kereta. Kemudian mereka juga menjelaskan cara membuka pintu kasa di peron (platform screen door) secara manual.
“Penumpang harus menekan tombol meskipun sudah ada yang melakukannya. Jika tombol ditekan beberapa kali, itu akan memperingatkan staf kereta api untuk situasi darurat dalam sekejap,” katanya Saito.
Saito mengatakan kerja sama antara masyarakat yang bepergian sangat penting untuk memastikan keamanan sistem transportasi umum yang digunakan oleh jutaan orang setiap hari. Dalam serangan 31 Oktober, penumpang ketakutan melarikan diri melalui jendela karena pintu tidak terbuka setelah kereta berhenti darurat di sebuah stasiun di Jalur Keio.
Pelaku berusia 24 tahun mengatakan kepada polisi bahwa dia ingin membunuh orang sebanyak mungkin dan terinspirasi oleh penusukan serupa yang terjadi pada bulan Agustus di kereta Jalur Odakyu. Dia mengatakan bahwa dirinya menargetkan kereta ekspres terbatas karena “berhenti di lebih sedikit stasiun.”
Dalam insiden terbaru, staf Keio tidak membuka pintu kasa kereta dan peron karena masalah keamanan. Hal tersebut disebabkan karena tidak disejajarkan dengan benar di stasiun. Di mana kereta berhenti dengan jarak dua meter dari posisi kanannya untuk sejajar dengan pintu kasa peron.
Selama tur Saito, fasilitas Tokyo Metro merekonstruksi situasi mimpi buruk menggunakan stasiun kereta bawah tanah tiruan dan gerbong kereta bawah tanah untuk memastikan bagaimana penumpang dapat mengungsi dengan aman dalam keadaan seperti itu.
“Saya mendapat kesan bahwa penumpang bisa turun dari kereta dengan relatif aman jika pintu kasa peron terbuka,” kata Saito.
Tetapi dia menyadari bahwa segalanya bisa menjadi lebih rumit setelah dia mendengar penjelasan dari staf Keio tentang keputusan mereka untuk tidak membuka pintu kereta tepat setelah kereta berhenti di stasiun.
Baca juga: Imbas Gempa Tokyo, Bikin Perjalanan Kereta Terhenti dan Sepeda Sewaan Laris Dicari Penumpang
“Kapan harus membuka pintu kasa peron (platform screen door) adalah panggilan yang sulit dalam kasus kereta Keio karena beberapa penumpang mendarat di atas pintu kasa peron saat mereka mencoba melarikan diri (melalui jendela) kereta. Jika pintu kasa platform segera terbuka, mereka mungkin akan terluka karena jatuh,” kata Saito.