Meski tengah dibuat kecewa akibat keputusan Australia yang membatalkan program pengadaan 12 unit kapal selam dari Perancis, rupanya Presiden Perancis Emmanuel Macron masih punya program lain yang bisa mengobati Pemerintahan Negeri Eiffel tersebut. Menyambut 40 tahun momen peluncuran kereta cepat TGV (Train a Grand Vitesse), Emmanuel Macron pada 17 September lalu secara resmi memperkenalkan mockup dari TGV NG (Next Generation) di Stasiun Gare de Lyon, Paris.
Baca juga: Ouigo, Kereta Cepat Bergaya TGV dengan Tarif Rendah
Dikutip dari click2houston.com, penampilan mockup dengan ukuran penuh menjadi penanda komiten besar Pemerintah Perancis dalam menghadirkan kereta cepat berteknologi tinggi yang ramah lingkungan dan lebih efisien. Pada presentasi di Stasiun Gare de Lyon Paris, Macron menyebut kereta TGV baru akan memainkan lebih banyak aspek ramah lingkungan.
Macron berbicara di depan model skala penuh TGV NG/M yang baru. Dalam spesifikasi, dikatakan TGV M akan membawa lebih banyak penumpang — 740, dibandingkan dengan TGV saat ini yang hanya dapat membawa 600 penumpang dalam satu kali trip. Bila sesuai prediksi,TGV M direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2024. Kereta cepat baru ini akan menggunakan seperlima lebih sedikit listrik daripada TGV saat ini, sementara kecepatan tertinggi dipertahankan 320 kilometer per jam (199 mil per jam).
TGV generasi pertama diluncurkan 40 tahun lalu oleh Presiden Perancis kala itu, François Mitterrand. Dioperasikan oleh SNCF, kecepatan maksimum TGV awalnya adalah 270 kilometer per jam. Kemunculan TGV tak pelak menjadi pengubah tren perjalanan kereta api modern. Sejak itu teknologi TGV telah ditiru di seluruh dunia, termasuk baru-baru ini dalam proyek HS2 yang sangat dinanti di Inggris.
Adapun prototipe pertama yang dihadirkan oleh pihak TGV ini masih menggunakan turbin gas dan sebuah alat yang dapat memproduksi listrik dengan menggunakan minyak. Prototipe ini dikenal dengan nama TGV 001. Namun ketika krisis energi menerpa Benua Biru pada tahun 1973, pihak TGV harus memutar otak agar armadanya tersebut bisa bertahan di tengah harga minyak yang melambung tinggi. Ternyata krisis tersebut memaksa TGV untuk menyerah pada keadaan dan menerima kritik dari banyak pihak yang mengatakan bahwa ide tersebut dianggap tidak praktis.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, TGV lalu menciptakan prototipe kereta listrik pertamanya pada tahun 1974. Seiring berjalannya waktu, beberapa uji coba dilakukan dan pembenahan di armada tersebut mengantarkan TGV pada penyempurnaan versi akhir dari kereta listrik ini. Diketahui, TGV sukses membangun sebuah kereta cepat bertenaga listrik pada tahun 1980. Setahun berselang, perusahaan tersebut membuka layanan perdananya yang menghubungkan Paris dan Lyon.
Sejak saat itu, nama TGV naik ke permukaan dan mulai dikenal oleh banyak orang. Pasar mereka pun meningkat, terlihat dari antusias warga Perancis yang mulai menumpukan alternatif perjalanan mereka dengan menggunakan armada TGV. Kesuksesan tersebut lalu tidak membuat pihak TGV pongah. Alih-alih menikmati kesuksesan, mereka lantas menambah rute perjalanan baru. Tercatat, beberapa jalur perjalanan lain telah dibuka, seperti Paris menuju Tours/Le Mans, Paris menuju Lille, dan Paris menuju Brussels.
Baca juga: TGV, Masih Jadi Lambang Supremasi Kereta Cepat Eropa
Pemerintah Macron telah mengalokasikan anggaran 6,5 miliar euro (US$7,6 miliar) dalam investasi untuk memperluas jalur kereta api berkecepatan tinggi, dan meningkatkan penggunaan kereta api telah menjadi bagian dari strategi pemerintahnya untuk mengurangi emisi.