Selain Wright bersaudara, Amerika Serikat (AS) mempunyai segudang tokoh penerbangan lain, salah satunya James Smith McDonnell. Meskipun impiannya mendirikan perusahaan penerbangan sempat suram, mulai dari nol lagi sebagai pekerja hingga dipercaya menjadi chief engineer Glenn L. Martin Aircraft Company, ia akhrinya mendirikan perusahaan McDonnell Aircraft Corporation dan sukses.
Baca juga: Sejarah Merger Boeing dengan McDonnell Douglas, Sempat Ditentang Eropa sampai Presiden AS Turun Tangan
Dilansir Simple Flying, McDonnell lahir di Denver, Colorado, pada 9 April 1899, dan dibesarkan di Little Rock, Arkansas, AS. Setelah ditugaskan di Perang Dunia I, ia lulus dari prodi fisika Universitas Princeton sebelum mendaftar di teknik penerbangan di MIT.
Setelahnya, ia berhasil mendapatkan sertifikasi pilot saat ditugaskan sebagai Letnan dua cadangan Army Air Service Reserve. Ia kemudian menginjak karir profesionalnya pertamanya di bidang aeronautika atau dirgantara pada umumnya, saat berlabuh di Huff-Daland Airplane Company, yang notabene cikal bakal maskapai Delta Air Lines.
Namun, tak lama kemudian, ia memutuskan keluar dan mendirikan perusahaan sendiri bernama McDonnell Doodlebug, sebuah perusahaan produsen pesawat ringan yang sukses mencetak penerbangan perdananya pada 15 November 1929.
Sayangnya, pesawat buatannya itu tidak menarik maskapai di dunia. Pada akhirnya, perusahaan rintisan McDonnell itu bubar dan ia harus luntang-lantung bekerja di sana sini sebelum akhirnya menjadi chief engineer Glenn L. Martin Aircraft Company.
Akan tetapi, ia tak menyerah dan memutuskan keluar dari perusahaan untuk kemudian kembali mendirikan perusahaan pembuat pesawat McDonnell Aircraft Corporation di St. Louis, pada Juli 1939. Pangsa pasarnya tidak lagi pesawat komersial, melainkan pesawat tempur dan pesawat luar angkasa.
Kapsul Mercury, F-4 Phantom II, dan Kapsul Gemini adalah tiga produk terlaris perusahaan ketika itu dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
Seiring berjalan waktu, dengan melalui proses komunikasi yang cukup panjang, McDonnell Aircraft Corporation akhirnya memutuskan bergabung atau merger dengan produsen pesawat lainnya yang didirikan oleh Donald W. Douglas, Douglas Aircraft, dan mengukuhkan diri sebagai McDonnell Douglas Corporation di dekade 60-an.
Pasca merger, McDonnell Douglas berkembang pesat dan mulai masuk ke ranah pesawat komersial. Selain itu, permintaan pesawat tempur seperti F-4, F-15, dan F-18 juga tinggi dari pemerintah AS untuk kebutuhan Perang Vietnam. Karenanya, tak heran bila di tahun 1978 perusahaan membukukan rekor pendapatan sebesar US$161,1 juta, cukup besar untuk ukuran kala itu.
Baca juga: Hari Ini, 32 Tahun Lalu, McDonnell Douglas MD-11 Terbang Perdana dan Bikin Pabrikan Bangkrut
Dengan semangat tinggi, McDonnell Douglas kemudian meluncurkan program besar-besaran salah satunya DC-10. Namun, biaya pengembangan yang cukup besar tidak sebanding dengan pemasukan. Sudah begitu, kecelakaan yang terjadi di Chicago pada Mei 1979 membuat pamor pesawat tersebut runtuh dan pada akhirnya ditinggalkan maskapai.
Di tahun-tahun berikutnya, kinerja keuangan McDonnell Douglas makin menurun dan pada akhirnya di tahun 1997 perusahaan dicaplok (merger) Boeing dengan mahar sebesar US$13,3 miliar dan terus bertahan sampai saat ini.