Insan penerbangan mungkin sudah pasti mengenal Wright bersaudara sebagai tokoh penerbangan dunia. Namun, bagaimana dengan Howard Hughes? Mungkin tak semua avgeek mengenalnya, bukan? Padahal, pria multi talenta di dunia penerbangan ini disebut sebagai seseorang yang mengubah industri penerbangan, loh.
Baca juga: Hughes H-4 Hercules Flying Boat, Pesawat Amfibi (Gagal) dengan Rentang Sayap Terbesar
Sejak usai 14 tahun, Hughes sudah menunjukkan minat yang kuat terhadap dunia penerbangan. Ia pun mengambil jalan sebagai pilot ketika itu. Pada 1935, Hughes mulai jadi pesohor sebagai pilot usai mencatat rekor dunia untuk kategori landplane airspeed dengan kecepatan 567 km per jam, di Santa Ana, California, Amerika Serikat (AS).
Menariknya, seperti dikutip dari Simple Flying, yang membuat momentum pemecahan rekor dunia tersebut menjadi spesial, pesawat H-1 Racer yang digunakan ialah hasil rancangan sendiri.
Setelah itu, karir Hughes sebagai pilot terus melonjak usai mencetak rekor kecepatan pesawat lintas benua (Los Angeles-Newark) mencapai kecepatan rata-rata 518 km per jam pada tahun 1937. Pada Juli 1938, Hughes juga mencetak rekor dunia keliling hanya 91 jam 14 menit menggunakan pesawat Lockheed L-14, mengalahkan rekor Wiley Post dengan capaian hampir empat hari.
Popularitas dan nama besar pun mendatangkan pundi-pundi dolar yang banyak kepada Hughes. Ia pun mulai naik kelas menjadi pebisnis dirgantara dengan membeli saham maskapai Trans World Airlines (TWA) pada akhir tahun 1930-an. Ketika itu, ia masih tercatat sebagai pemegang saham minoritas. Barulah pada tahun 1944 ia berhasil merangsek menjadi pemegang saham mayoritas TWA.
Di bawah kepemimpinan Hughes, TWA berkembang sangat pesat. Maskapai ini memulai layanan trans-Atlantik ke Perancis, Italia, dan Mesir pada tahun 1946.
Armadanya juga berkembang di bawah Hughes, yang secara pribadi mendanai pesanan 40 pesawat Lockheed Constellation bernilai US$18 juta dan merupakan pesanan terbesar dalam sejarah penerbangan pada saat itu. Gebrakan Hughes pun diikuti oleh banyak maskapai dan menjadi warisan berharga di penerbangan AS.
Meskipun Hughes meninggalkan TWA pada tahun 1960, kepemimpinannya telah menempatkan TWA di posisi yang cukup bagus untuk merajai pasar. Hughes kemudian mengakuisisi Northeast Airlines pada tahun 1962, meskipun kembali menjualnya dua tahun kemudian.
Tak berhenti sampai di situ, Hughes kembali mengakuisisi maskapai. Kali ini Air West pada tahun 1970 yang kemudian namanya berubah menjadi Hughes Airwest.
Sebagaimana di TWA, Hughes merevitalisasi armada dari semula pesawat tua menjadi pesawat baru yang seluruhnya bermesin jet. Selain itu, jaringan rutenya juga berkembang secara signifikan dari hub San Francisco, melayani Kanada dan Meksiko, serta tujuan domestik ujung timur seperti Houston dan Milwaukee.
Republic Airlines akhirnya mengakuisisi Hughes Airwest pada tahun 1980. Maskapai ini kemudian bergabung dengan Northwest Airlines, yang kemudian bergabung dengan Delta pada tahun 2008.
Sebelum mengakuisisi TWA, Howard Hughes sudah lebih dahulu mendirikan Hughes Aircraft Company pada 1932. Pabrikan tersebut kemudian merancang dan membangun prototipe kapal angkut udara strategis, Hughes H-4 Hercules.
Baca juga: Hari Ini, 54 Tahun Lalu, TWA Jadi Maskapai Pertama yang Seluruh Armadanya Pesawat Jet
Pesawat, yang ketika itu menjadi kapal terbang terbesar di dunia itu, diproyeksikan sebagai transportasi penerbangan transatlantik untuk digunakan selama Perang Dunia II. Sayang, pembangunannya lamban dan tak selesai sampai perang berakhir.
Kendati Howard Hughes sudah wafat pada 5 April 1976, namun, warisannya di dunia penerbangan masih terlihat dan tercatat apik di Museum Penerbangan & Luar Angkasa Oregon. Selain itu, Hughes juga mewarisi Howard Hughes Corporation dan Howard Hughes Medical Institute serta Delta Airlines yang saat ini eksis sebagai salah satu maskapai terbesar di dunia.