Saat sebuah pesawat mengalami kecelakaan, black box sudah hampir pasti akan dibicarakan oleh semua orang. Sebab, misteri jatuhnya pesawat disebut ada di sana. Namun, tak bisa dipungkiri, sulit menemukan black box tanpa menemukan salah satu komponen terpenting pada pesawat; Emergency Locator Transmitter (ELT).
Baca juga: Apa Itu Kotak Hitam Atau Black Box?
Dikutip dari aircraftsystemstech.com, ELT menjadi kunci utama tim SAR dalam menemukan black box, sebab posisinya menempel pada bagian black box, baik cockpit data recorder (CVR) maupun dlight data recorder (FDR). Singkatnya, bila ELT ditemukan, besar kemungkinan CVR dan FDR juga akan ditemukan (sekalipun mungkin saja ELT terpisah dengan FDR dan CVR karena benturan atau alasan lainnya). Selain itu, bila CVR dan FDR merekam data-data selama penerbangan, ELT berfungsi sebagai penanda lokasi dengan cara mengirimkan sinyal ping atau sinyal digital per 50 detik selama kurang lebih 24 hingga 48 jam.
Cara kerjanya, mula-mulai, sinyal ELT 406 MHz dihitung dalam radius 2 hingga 5 kilometer. Normalnya, ELT didesain tahan dengan segala benturan atau kecelakaan, baik besaran g-force atau tabrakan maupun suhu ekstrem ketika terjadi ledakan ataupun saat berada di dalam air. ELT juga akan aktif secara otomatis bila terjadi benturan atau terendam air. Hanya saja, di beberapa kondisi, ELT nyatanya tidak berfungsi dengan baik karena satu dan lain hal. Itu sebabnya, fungsi ELT juga didukung oleh Underwater Locator Beacon (ULB), alat pemancar sinyal darurat lain yang menempel di black box pesawat.
Kembali ke ELT, bila kondisi menguntungkan, sinyal ELT akan ditangkap oleh satelit COSPAS-SARSAT. Sinyal kemudian diteruskan ke satelit LEOSAT (yang mengorbit rendah). LEOSAT atau satelit LEO kemudian meneruskan ke stasiun pemancar bumi yang biasa disebut local user terminal (LUT).
LUT kemudian meneruskan ke mission control center (MCC), kemudian diteruskan ke rescue coordination center (RCC) untuk mengidentifikasi pesawat melalui kode registrasi dan data-data pesawat lainnya dan kemudian diteruskan kembali ke tataran grassroot atau tim pelaksana di lapangan atau sejenis tim SAR. Dari temuan sinyal tersebut, tim SAR kemudian menuju lokasi sinyal dan melakukan penyelaman untuk memverifikasi keberadaan sinyal tersebut. Cukup panjang, bukan?
Baca juga: Inilah Lima Rangkaian Tes Ekstrem untuk Pastikan Pesawat Aman
Dilihat dari fungsi dan cara kerjanya, semua itu rasanya nyaris mustahil tanpa adanya beberapa komponen yang terdapat di ELT itu sendiri, seperti transmitter, integral battery pack, g-switch, antenna, ELT remote switch found on the left circuit breaker subpanel, cable assembly, buzzer, program adapter, dan antenna coaxial cable.
Semua komponen tersebut saling bekerjasama satu dengan yang lainnya, mulai dari memancarkan sinyal, mempertahankan kemampuan ELT untuk memancarkan sinyal, melindungi ELT dari segala macam kondisi, baik di darat maupun di lautan, baik saat benturan ataupun terjadi ledakan, menandakan lokasi dengan mengeluarkan suara, hingga menyimpan data identifikasi pesawat.