Publik sudah hampir pasti mengenal Neil “Alden” Armstrong, astronot ‘misterius’ sekaligus manusia pertama yang berjalan di Bulan pada 20 Juli 1969. Tetapi, belum tentu mengenal kosmonot Alexei Leonov, manusia pertama yang berjalan di luar angkasa (Spacewalk).
Baca juga: NASA Luncurkan Toilet Khusus Astronot Wanita, Bekas Urine Bisa Buat Minum dan Masak
Perjalanan kosmonot, yang pada tahun 2019 lalu menghembuskan napas terakhirnya di usia 85 tahun tersebut, mencatatkan diri sebagai manusia pertama yang berjalan di luar angkasa dimulai pada 1960.
Dikutip dari Britannica, ketika itu, Alexei Leonov terpilih sebagai kosmonot Uni Soviet dalam misi Voskhod 2 pada 18 Maret 1965 setelah melalui seleksi panjang mengalahkan 19 kandidat kosmonot lainnya.
Pada misi itu, ia disandingkan dengan kosmonot Pavel Belyayev yang ditunjuk untuk memimpin misi tersebut. Sedangkan Alexei Leonov ditugaskan sebagai pilot.
Setelah hampir 100 menit roket meluncur, Alexei Leonov dan Pavel Belyayev akhirnya sampai di luar angkasa. Hal itu tentu bukan prestasi terbaru, mengingat kosmonot lainnya, Yuri Gagarin, sudah lebih dahulu meluncur ke luar angkasa pada 12 April 1961 dan menjadi manusia pertama yang di luar angkasa, 108 menit setelah meluncur dengan roket Vostok-K 8K72K.
Alexei Leonov akhirnya bisa mencatatkan namanya di tinta emas sejarah sebagai manusia pertama yang berjalan di luar angkasa setelah ia keluar dari wahana Voskhod-2 selama 12 menit.
“Bintang-bintang berada di sebelah kiri dan kanan saya, di atas dan melampaui saya,” kenang Leonov, menggambarkan pemandangan menakjubkan yang terbuka baginya setelah langkah pertamanya menuju ruang hampa udara, dan akan mengikutinya selama sisa hidupnya, seperti dikutip dari id.rbth.com.
Tetapi, itu bukan tanpa resiko. Alexei Leonov bahkan nyaris jadi manusia pertama yang lenyap atau hilang di luar angkasa andai saja ia gagal kembali ke wahana antariksa Soviet yang ditumpanginya. Hal itu disebabkan perbedaan tekanan antara udara di luar pakaian luar angkasa dengan ruang hampa udara.
Akibat dari itu, jari-jarinya menjadi kaku. Sebelum berhasil kembali, ia melayang selama 12 menit di dekat pesawat luar angkasa dengan terkait pada penambat sepanjang 5,3 meter dan melakukan spacewalk. Akhirnya setelah berusaha mengeluarkan udara dari setelan luar angkasanya, ia pun berhasil masuk kembali ke dalam kapsul dan mengakhiri petualangannya.
Usai selamat dari maut, Alexei Leonov dan rekannya sesama kosmonot tidak lantas selesai. Saat kembali pulang, sistem pendaratan otomatis wahana luar angkasanya rusak dan harus menerima kenyataan pahit mendarat sekitar 965 kilometer lebih dari lokasi pendaratan yang seharusnya di Pegunungan Ural.
Karena sistem komunikasi yang rusak (yang kemudian diakui sebagai kegagalan besar), selama dua hari para kosmonot harus bertahan hidup di hutan belantara berjarak ratusan kilometer dari kota terdekat. “Kami duduk di sana dengan pakaian antariksa kami selama dua hari, kami tidak memiliki pakaian lain,” ujar Leonov. Setelah itu, akhirnya mereka diselamatkan dan dibawa ke Moskow.
Leonov mengakui, dalam misi itu, ia dan rekannya mengalami setidaknya tiga sampai empat kejadian yang nyaris meregang nyawanya. Namun, faktanya ia diberi kehidupan yang panjang sampai berusia 85 tahun.
Baca juga: Mau Jadi Astronot Selama Beberapa Jam? Yuk Jajal Wisata Unik Ala Novespace Ini!
Sebagai informasi, Uni Soviet memang berhasil mengeksplorasi ruang angkasa terlebih dahulu dibanding Amerika Serikat. Negara Komunis itu tercatat sudah berhasil menaklukkan luar angkasa pada 1961 dalam misi berawak pertama ke luar angkasa oleh kosmonot Yuri Gagarin.
Pada tahun 1963, Soviet berhasil mengirim wanita pertama di luar angkasa Valentina Tereshkova. Setahun setelahnya atau tahun 1964, Soviet berhasil mengirim pesawat luar angkasa berawak pertama yang membawa lebih dari satu orang. Tetapi, semua capaian itu sirna setelah Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakkan bulan, lima tahun setelahnya.