Kendaraan pemadam kebakaran telah menjadi standar yang ada di setiap bandara. Meski begitu, ada perbedaan antara kendaraan pemadan kebarakan di bandara dan kendaraan pemadam kebakaran (damkar) konvensional yang kita kenal beroperasi di wilayah urban perkotaan.
Nah, yang dimaksud kendaraan damkar di bandara adalah Airport Crash Tender (ACT), yakni pemadam kebakaran khusus yang dirancang untuk menangani kebakaran dan keadaan darurat di bandara. Kendaraan jenis ini dirancang untuk merespons kecelakaan pesawat dengan cepat dan efektif.
Lanataran punya misi khusus, ACT dilengkapi dengan peralatan canggih yang tidak dimiliki kendaraan pemadam kebakaran biasa.
Misalnya dari segi mobilitas, ACT harus punya kemampuan mencapai kecepatan 100-120 km/jam untuk merespons cepat. Sementara kapasitas yang dibawa umumnya 10.000–15.000 liter air dan busa tahan api (AFFF).
Pertama di Asia Selatan, Bandara Bengaluru Hadirkan Simulator Pemadam Kebakaran
Untuk menunjang keselamatan personel, ACT juga dibekali dengan water cannon berikut monitor, dry chemical, dan foam system. Ciri khas lain dari kendaraan ACT dirancang dengan ban besar dan suspensi khusus untuk melintasi landasan dan area berumput.
Harus mampu menjalani misi serba cepat dengan tingkat darurat tinggi, maka standar pengoperasian kendaraan ACT juga diatur dalam regulasi ICAO, yakni harus mencapai titik kecelakaan dalam 2-3 menit.
Umumnya, kendaraan ACT dibuat dengan lapisan proteksi eksra, hal ini untuk mampu beroperasi pada suhu ekstrem dan mengantisipasi ledakan bahan bakar pesawat.
Dari beragam tipe ACT yang beredar di pasaran, yang cukup terkenal adalah Oshkosh Striker (Amerika Serikat), Rosenbauer Panther (Austria) – Terkenal dengan desain futuristik dan kecepatan tinggi, dan Ziegler Z6 (Jerman) yang dilengkapi sistem foam canggih.
Jarang Dianggap, Ini Peran Vital Petugas Pemadam Kebakaran di Bandara