Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanMengapa Pesawat ‘Dicat’ Warna Hijau atau Kuning Saat Diproduksi?

Mengapa Pesawat ‘Dicat’ Warna Hijau atau Kuning Saat Diproduksi?

Pesawat komersial pada umumnya berwarna putih. Ada  alasan ilmiah terkait hal ini. Namun, sebelum digunakan oleh maskapai, pesawat umumnya berwarna hijau atau kuning saat proses perakitan atau proses pembuatan. Sama halnya dengan alasan mengapa badan pesawat berwarna putih, kenapa pesawat berwarna hijau atau kuning saat proses perakitan juga ada alasan ilmiahnya.

Baca juga: Inilah Lima Rangkaian Tes Ekstrem untuk Pastikan Pesawat Aman

Sebuah pesawat dibangun melewati tahapan cukup panjang. Itu mengapa, dalam sebulan, pabrikan pesawat hanya mampu memproduksi pesawat sipil sebanyak puluhan unit, tak seperti mobil yang bisa sampai ribuan bahkan puluhan ribu unit dalam sebulan.

Pada tahun 2021 lalu, misalnya, kapasitas produksi pesawat Airbus A320neo hanya mencapai angka 63 unit per bulan. Boeing, sebagai raksasa manufaktur pesawat dunia, juga hanya sanggup memproduksi pesawat sekelas A320neo dikisaran angka tersebut.

Setidaknya ada lima tahapan dalam membangun atau memproduksi sebuah pesawat; mulai dari desain, simulasi menggunakan model skala, konstruksi, perakitan, dan pengujian. Dua tahap awal sudah pasti wujud nyata pesawat dalam ukuran yang sebenarnya belum ada. Tetapi, di tiga tahap akhir, wujud pesawat sudah ada dan umumnya berwarna hijau atau kuning.

Dilansir aeropeep.com, struktur pesawat saat dalam tahap konstruksi, perakitan, dan pengujian, yang umumnya berwarna hijau atau kuning, itu sebetulnya bukan karena ingin dicat dengan warna tersebut melainkan warna dari senyawa kimia zinc chromate primer atau primer seng kromat sebagai lapisan primer atau lapisan pertama dari struktur pesawat.

Zinc chromate atau cat zinc chromate sendiri termasuk deretan cat dasar atau cat primer coating yang mempunyai kombinasi alkyd resin dan pigment yang baik sekali. Pigment zinc pada cat zinc chromate dapat mencegah besi dari korosi. Resin yang umumnya dipakai pada cat zinc chromate ini adalah basis resin alkyd resin. Umumnya cat zinc chromate ini berwarna hijau kekuningan atau hijau kecoklatan.

Ada banyak alasan mengapa industri dirgantara, dalam hal ini manufaktur pesawat, menggunakan cat jenis ini (zinc chromate) sebagai lapisan primer.

Pertama adalah sebagai alas untuk lapisan berikutnya. Kedua, menjadi tameng selama proses maintenance dari elemen berbahaya dan di atmosfer posisinya sebagai pencegah korosi pada lapisan logam.

Ketiga mencegah korosi pada logam dasar aluminium dengan memberikan proteksi katodik. Seng bersifat anodik terhadap aluminium sehingga rentan terhadap korosi dan karenanya menyelamatkan struktur pesawat dari korosi galvanik.

Seng kromat sebenarnya bukan lapisan penutup untuk mencegah korosi, ini adalah lapisan yang lebih baik untuk menyebabkan daya rekat cat. Sebab, alumunium yang digunakan sebagai struktur pesawat sebetulnya secara alami sudah anti korosi karena terbuat dari tembaga, mangan, dan dan magnesium.

Baca juga: Lima Penyebab Umum Terjadinya Kecelakaan Pesawat

Dilihat dari sejarahnya, zinc kromat dikembangkan oleh Ford Motor Company pada akhir tahun 1920 sebagai pelapis primer. Sekitar tahun 1936, zinc kromat digunakan oleh industri penerbangan dan militer AS.

Zinc kromat sensitif terhadap cahaya, dicampur dengan pigmen hitam untuk menawarkan perlindungan UV. Hasilnya adalah warna hijau. Primer itu berwarna untuk menunjukkan lapisan kedua, antara tahun 1930-an dan 1940-an. Zinc kromat yang klasik ditemukan sebagai “cat”  untuk melindungi aluminium dari korosi.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru