Pesawat, diakui atau tidak, sangat terinspirasi dari burung. Di era perkembangan teknologi canggih seperti sekarang ini pun, peran binatang, dalam hal ini burung juga tidak bisa dilepaskan. Terakhir, Airbus dilaporkan sedang menguji coba program ‘fello’fly’atau terbang formasi ‘V’ yang terinspirasi dari angsa untuk efisiensi bahan bakar.
Baca juga: Airbus Tiru Formasi Angsa dalam Uji Coba “Fello’Fly” untuk Menghemat Bahan Bakar
Proses meniru angsa itu (termasuk meniru binatang lainnya atau alam pada umumnya) disebut sebagai biomimicry, yakni praktik menyadur desain atau teknologi apapun yang ditemukan di alam untuk mendukung kemajuan teknologi manusia.
Akan tetapi, tak selamanya pesawat meniru burung dan sejenisnya untuk bisa terbang. Salah satu buktinya adalah vertical stabilizer. Hampir seluruh pesawat yang ada di dunia pasti memiliki vertical stabilizer, sedangkan burung tidak. Mengapa demikian?
Dilansir Simple Flying, vertical stabilizer atau biasa disebut juga tail fin atau sirip ekor dilengkapi dengan elevator untuk mengontrol pitch pesawat serta rudder untuk kemudi ke kanan dan ke kiri.
Bila diperhatikan, semakin kecil pesawat semakin besar dan tinggi vertical stabilizer-nya. Hal ini bisa dilihat pada pesawat, misalnya, Airbus A318 dan dibedakan dengan Airbus A321 yang lebih besar.
Selain memberikan side stick atau joy stick kontrol, vertical stabilizer juga mencegah kemudi loss control atau bergerak ke arah yang tidak diinginkan. Mengingat besarnya fungsi kontrol pada vertical stabilizer, lantas, kenapa burung tidak membutuhkannya?
Jawabannya mungkin tidak mudah, namun tidak pula terlalu sulit sampai tidak bisa dijawab. Sederhananya, karena burung bukanlah benda mati sehingga bisa mengatur gerakan dirinya sendiri. Lain halnya dengan pesawat yang notabene adalah benda mati sehingga membutuhkan peran orang lain untuk menggerakkannya.
Secara teori, mengapa burung tidak membutuhkan vertical stabilizer karena sayap mereka dapat dikontrol, mudah beradaptasi, dan lebih fleksibel tanpa batas yang dapat memberikan yaw control atau kontrol dengan menyesuaikan bentuk dan kepakan sayap. Burung juga memiliki ‘mesin’ sendiri dari sayap mereka, bukan digantung di sayap seperti pesawat.
Karenanya, wajar bila burung tidak bisa terbang dengan hanya satu ‘mesin’ atau satu sayap, berbeda dengan pesawat yang sanggup terbang hanya dengan satu mesin.
Meski pada umumnya pesawat terbang membutuhkan vertical stabilizer atau stabilisator vertikal, namun di dunia ini ada beberapa pesawat yang tetap bisa terbang sempurna tanpa vertical stabilizer. Sebut saja B-2 Spirit atau dikenal juga sebagai Stealth Bomber.
Baca juga: Digunakan Beberapa Jenis Pesawat, Ini Perbedaan T-Tail dan Tailplane
Pesawat besutan Northrop Grumman ini bisa terbang dan mencapai kontrol sebagaimana pesawat lainnya berkat dukungan elevon dan rudder canggih di sepanjang trailing edge-nya.
Permukaan yang dapat disesuaikan (trailing edge) ini dapat menghasilkan pitch, roll, dan yaw, serta bekerja dengan sistem fly-by-wire yang canggih. Sensor gyroscopic juga membantu pilot untuk memantau stabilitas pesawat.