Industri penerbangan bisa dibilang ialah bisnis mahal yang hari demi hari selalu dihiasi dengan berbagai pemberitaan, baik teknologi, regulasi, inovasi, layanan, dan sebagainya. Menariknya, semua rantai binsis industri penerbangan seolah mengerucut di sebuah pesawat.
Baca juga: Tandai 2 Tahun Menuju Piala Dunia 2022, Pesawat Qatar Airways Gunakan Livery Spesial
Penumpang pesawat pada umumnya tidak begitu memperhatikan pesawat memakai mesin apa, flight control dari perusahaan mana, landing gear, kursi, dan lain sebagainya. Tetapi, mereka peduli soal pesawat apa yang mereka gunakan. Singkatnya, pesawat menjadi ujung tombak rantai bisnis industri penerbangan yang sebetulnya sangat luas. Karenanya, jangan heran bila sebuah pesawat sampai harus dicat khusus atau menggunakan livery spesial karena posisi gentingnya.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada tahun 2018, pernah memprediksi bahwa jumlah penumpang yang bepergian melalui udara akan mencapai 8,2 miliar pada tahun 2037. Meski sempat turun akibat diterjang wabah virus Corona menjadi hanya sekitar 1,8 miliar sepanjang 2020 lalu, jumlah penumpang diperkirakan akan kembali tumbuh menjadi 2,8 miliar pada 2021, jauh dari angka sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 4,5 miliar penumpang.
Diperkirakan, paling cepat, jumlah penumpang akan kembali ke titik itu pada 2024 mendatang, dimana penerbangan domestik akan lebih dahulu kembali normal dibanding penerbangan internasional.
Meski industri penerbangan sedang tidak sehat akibat pandemi virus Corona, namun, dengan miliaran penumpang per tahun tetap saja pesawat jadi menarik bukan hanya untuk mengangkut penumpang, melainkan jadi wadah maskapai meluncurkan livery spesial.
Dilansir Simple Flying, begitu banyak contoh maskapai yang menggunakan livery khusus pada pesawat-pesawat mereka. United Airlines, misalnya, pada tahun 2019 memakaikan livery Star Wars di salah satu Boeing 737-nya untuk membantu promosi film terlaris sepanjang masa di Amerika Serikat dan Kanada itu.
Selain United Airlines, livery khusus juga pernah diluncurkan South African Airways bertema tim olimpiade 2012 Afrika Selatan, Aer Lingus bertema tim rugby nasional Irlandia, Eurowings bertema Europa-Park (taman bermain terbesar di Jerman), Hi Fly bertema Save The Coral Reefs, Emirates bertema klub sepak bola terkaya di dunia Real Madrid, Delta Airlines bertema Sky Team, American Airlines bertema One World, Garuda Indonesia bertema kampanye pakai masker, serta banyak lagi.
Terlepas dari perbedaan livery spesial masing-masing maskapai, sebetulnya apa alasan dibalik semua itu? Di antara berbagai alasan, seperti memperindah pesawat dan mendapat perhatian publik, faktor bisnis tentu menjadi yang terbesar. Livery spesial pada pesawat tentu mengutungkan kedua belah pihak. Maskapai mendapat sejumlah uang dari pihak kedua dan pihak kedua mendapat jaminan bahwa upaya promosinya berjalan lancar dengan jangkauan luas.
Di masa lalu, tepatnya pada tahun 1996, sebagai upaya untuk rebranding strategi bisnis perusahaan, Pepsi sampai rela menggelontorkan uang hampir US$500 juta atau setara Rp 7 triliun (kurs 14.140) untuk melihat pesawat supersonik fenomenal Concorde menggunakan livery spesial perusahaan.
Baca juga: Intip Livery Pepsi di Pesawat Concorde Seharga Rp 7 Trliun Lebih
Bila jumlah tersebut saja, di masa kini, masih tergolong besar apalagi di tahun dimana kesepakatan tersebut terjadi. Tak ayal, media-media di dunia menyorot tajam kesepakatan kontrak tersebut dan beberapa di antaranya melabeli Pepsi sebagai perusahaan yang cukup berani sekaligus putus asa hanya untuk sebuah rebranding.
Pepsi memang kehilangan uang sebesar itu, namun, popularitas tinggi Concorde tentu memudahkan upaya promosi Pepsi. Terbukti, sejak saat itu, didukung stategi promosi lainnya, Pepsi sukses melakukan rebranding dan terus dikenal sampai saat ini, dengan brand berwarna biru kombinasi putih dan merah.