Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanMengapa Kokpit Disebut Kokpit? Inilah Jawaban dari 3 Teori Termasyhur

Mengapa Kokpit Disebut Kokpit? Inilah Jawaban dari 3 Teori Termasyhur

Mengapa kokpit disebut kokpit? Mungkin, jajaran direksi, manager, staf darat, pramugari, sampai pilot maskapai penerbangan ataupun produsen pesawat di dunia tak banyak yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Atau bahkan, tak ada sama sekali (yang bisa menjawab).

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Pintu Kokpit Cegah Pembajakan? Berikut Ulasannya

Dilansir generalaviationnews.com, setidaknya, ada tiga termasyhur yang bisa menjadi jawaban atas pertanyaan itu; mulai dari the control center hypothesis, the blood and guts hypothesis, dan the nautical connections hypothesis.

Dirunut ke belakang, kata “kokpit” pertama kali digunakan pada tahun 1580-an, digunakan untuk menggambarkan arena adu atau sabung ayam (dengan burung). Tetapi, seiring berjalannya waktu, seperti pandangan Oxford English Dictionary, istilah tersebut berkembang ke arah lain yang tak ada hubungannya dengan sabung ayam, yakni pesawat.

Pada tahun 1635, sebuah teater di London bernama The Cockpit dirobohkan dan didirikan beberapa bangunan baru semata untuk memfasilitas lemari kesukaan Raja Charles I. Rupanya, warga London terus menyebut bangunan-bangunan tersebut sebagai “kokpit” mengacu pada nama teater yang telah dirobohkan. Usut punya usut, teater tersebut rupanya juga bangunan baru, menggusur tempat lama Honest-to-Pete yang merupakan tempat sabung ayam.

Kokpit pada perahu. Foto: BOB JAQUES

Pada akhrinya, Robert Barnhart, dalam bukunya Barnhart Concise Dictionary of Etymology, menyarankan bahwa kokpit berevolusi menjadi sinonim untuk pusat kendali dan pada gilirannya mulai digunakan sebagai tempat pusat kendali pesawat atau kokpit. Begitu sejarah kenapa kokpit disebut kokpit versi hipotesa pusat kontrol atau the control center hypothesis.

Selain digunakan sebagai sinonim untuk pusat kendali, rupanya pada tahun 1700-an, tentara mulai menggunakan “kokpit” sebagai metafora untuk lokasi pertempuran yang mengerikan, terutama ketika pertempuran itu dilakukan di daerah tertutup.

Situs web Word Detective telah menyarankan bahwa kata kokpit kemudian “diadopsi oleh pilot dalam Perang Dunia I, yang menerapkannya pada tempat operasi taktis dengan medan sempit serta sulit dari pesawat tempur mereka.”

Terkait dengan ini, pada abad ke-18, para pelaut yang terluka dibawa ke bawah geladak selama pertempuran, di mana ahli bedah kapal dan rekan-rekannya akan merawat mereka – sebuah bisnis berdarah yang menyebabkan tempat ahli bedah disebut kokpit. Demikian versi kedua asal usul penyebutan kokpit menurut the blood and guts hypothesis atau hipotesis darah dan keberanian.

Ilustrasi Cockswain. Foto: WIKIMEDIA COMMONS

Adapun versi ketiga sejarah penyebutan kokpit menurut the nautical connections hypothesis adalah berasal dari laut, coxswain, yang sangat berbeda dengan dua versi sebelumnya.

Coxswain menggambarkan orang yang menahkodai sebuah kapal kecil. Gelar ini berasal dari “cock”, istilah Inggris Kuno untuk perahu kecil, dan “swain”, yang berarti pelayan. Seiring waktu, gelar ini mengarah ke kompartemen kemudi kapal yang lebih kecil, tempat cockswain duduk, yang disebut kokpit.

Oleh sebab penerbangan awal meminjam sejumlah istilah lain dari laut, banyak pihak menilai bahwa hipotesa ini adalah asal mula penyebutan kokpit seperti yang kita kenal.

BLÉRIOT XI saat terbang perdana pada tahun 1909. Foto: GEORGE GRANTHAM BAIN COLLECTION AT THE LIBRARY OF CONGRESS

Hipotesa tersebut juga terhubung dengan kokpit di pesawat, seperti ditulis dalam buku “Vehicles of the Air” terbitan tahun 1909 karya insinyur penerbangan modern pertama di dunia, Victor Lougheed. Buku tersebut lahir lima tahun sebelum PD I meletus dan enam tahun setelah penerbangan pertama di dunia wirght bersaudara di Kitty Hawk dimulai.

Baca juga: Pernah Dengar Cockpit Emergency Hatch? Ini Penjelasannya

Dalam buku tersebut, ia menulis, “Akhir-akhir ini, bagaimanapun, beberapa kapal yang lebih modern muncul dengan pengaturan yang sangat nyaman untuk tempat duduk operator (pilot), seperti yang dibuktikan secara khusus pada kokpit mirip perahu yang disediakan oleh Bleriot (pesawat buatan Louis Bleriot, seorang pilot dan produsen pesawat asal Perancis), Antoinette (pesawat monoplane buatan Léon Levavasseur, terinspirasi dari Marie Antoinette sebagai Ratu Prancis terakhir sebelum Revolusi Prancis), dan R.E.P. machines.”

Dengan kecakapan Victor Lougheed di bidang dirgantara, pendapatnya tersebut (terkait tempat kemudi pilot dengan kokpit pada perahu) kemudian diamini oleh banyak orang bak fatwa pada Islam. Pada akhirnya, jadilah kokpit disematkan sebagai pusat kendali pesawat yang dihuni oleh pilot dan co-pilot.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru