Kereta api di Indonesia saat ini telah melakukan kecepatan diatas 120 km/jam. Tak hanya kereta kelas eksekutif yang harus menempuh waktu singkat, namun rangkaian kereta kelas ekonomi pun sudah mampu berlari dengan kecepatan yang sama. Namun tak semua jalur kereta api yang dapat menempuh kecepatan maksimal tersebut.
Konstruksi rel dan tanah pun jadi alasan mengapa kereta api bisa berlari sekencang itu. Biasanya jalur kereta api dengan area tanah yang mendatar dan lurus menjadi faktor penyebab kereta api bisa berjalan kencang. Namun saat ditikungan masinis harus mengurangi kecepatan agar tidak mudah tergelincir, walaupun kereta api melewati diatas rel yang tipenya lebih besar, yaitu tipe R54. Nah, tahukah kenapa kereta api tidak tergelincir saat berlari kencang? Ini dia penjelasan dan rahasianya.
Kereta api merupakan salah satu kendaraan yang memiliki kecepatan tinggi, meski demikian, lintasan kereta atau biasa disebut rel kereta, mempunyai bentuk yang sangat sempit. Semua ‘misteri’ itu, sebenarnya tersimpan pada bentuk roda kereta api yang tidak seperti roda pada umumnya. Kalau dilihat dengan seksama, roda kereta api itu bentuknya sedikit mengerucut, dengan bagian luar lebih kecil dari bagian dalam. Jika roda kereta punya permukaan yang rata, posisi permukaan roda ada tepat di atas rel.
Posisi ini memang terlihat ideal, karena beban yang diberikan oleh roda akan dikenakan trail dengan arah yang lurus. Namun kalau dibandingkan, dengan roda kereta yang permukaannya lurus seperti ini, maka akan kelihatan bedanya.
Permukaan bagian dalam roda sedikit masuk, sehingga posisinya ada dibawah permukaan rel. Efeknya, jika diberikan gaya menyamping, kereta dengan roda rata akan bergeser begitu saja. Tapi kalau kita menggeser kereta yang rodanya mengerucut, kereta akan sedikit terangkat. Itu disebabkan karena posisi permukaan roda bagian dalam ada di bawah rel, sehingga ketika digeser, ini akan naik. Dan naiknya roda ini, akan sedikit mengangkat bodi kereta. Itulah sebabnya, dengan beban yang sama, kereta dengan roda mengerucut lebih susah tergelincir.
Nah, alasan dibuat roda mengerucut seperti itu adalah agar kereta bisa belok tanpa terjadi slip. Lintasan yang lebih panjang, memerlukan jumlah putaran roda yang lebih banyak. Putaran roda kiri dan kanan itu sama, jika kereta belok ke kanan, maka roda bagian kanan akan berputar sesuai putaran roda kiri. Dimana roda kiri berada pada lintasan yang lebih panjang, sehingga akan terjadi slip atau gesekan, yang berpotensi menyebabkan percikan. Namun itu bisa diatasi, jika roda kereta bentuknya kerucut. Saat kereta belok ke kanan, roda kiri yang menyentuh lintasan akan berada pada titik terdalam, dengan diameter terbesar.
Sementara roda kanan, ada pada posisi terluar dengan diameter terkecil. Karena diameter kiri lebih besar, maka jarak tempuh roda kiri bisa lebih jauh daripada roda kanan, meski putarannya sama. Inilah yang membuat kereta bisa belok dengan aman tanpa terjadi slip, ini juga yang menjadi alasan roda kereta bentuknya tidak datar, meski sudah ada ring untuk mencegah tergelincir.
Selain itu dengan bentuk roda yang mengerucut juga mencegah kereta terguling saat belok. Saat kereta belok ke kanan, maka posisi roda kiri ada di diameter terbesar, dan roda kanan ada di diameter terkecil. Posisi ini membuat posisi kereta miring ke kanan, dan kemiringan ini akan mencegah kereta terguling ke kiri saat belok kanan, begitupun sebaliknya.