Masyarakat disepanjang jalur Kalisat – Panarukan pastinya akan bernafas lebih lega tentang pengoperasian kembali jalur kereta api yang melewati wilayah tersebut. Pasalnya jalur ini merupakan wilayah yang mudah untuk direaktivasi saat dianalisa oleh PT KAI khususnya Daop 9 Jember.
Baca juga: Alastua, Bangunan Kecil dan Dijuluki “Stasiun Pulau”, Kenapa?
Dinyatakan layak beroperasi karena mendapat prosentase kelayakan tertinggi untuk di reaktivasi. Jalur antara Kalisat – Panarukan memang sudah wacana yang cukup lama, namun pada 14 Juli 2022 lalu pembahasan soal jalur tersebut kembali dilakukan. Karena rencana reaktivasi jalur ini sudah menjadi pembahasan yang diprioritaskan.
Jalur tersebut merupakan antarmoda yang terhubung ke Pelabuhan Panarukan. Tak hanya kereta penumpang, nantinya jalur ini akan sibuk melayani angkutan barang. Berbeda dengan dulu, kereta api yang melintas terpantau sangat sedikit. Penulusuran kabarpenumpang.com dikutip dari Jember Network, bahwa ada salah satu warga yang tinggal dekat dengan jalur kereta api di Bondowoso, Sulasmi mengatakan hanya ada 3 perjalanan kereta api yang lewat. Pada pukul 07.00, 12.00, dan 15.00. Namun, ia menyayangkan jalur ini sudah tidak diaktifkan kembali, karena dengan adanya kereta api yang beroperasi lebih terjangkau untuk ke berbagai tujuan, salah satunya ke Kota Jember.
Diketahui jalur antara Kalisat sampai dengan Bondowoso memiliki 16 stasiun atau halte pemberhentian dengan jarak kurang lebih 70 kilometer. Stasiun/halte yang dilewati mulai dari Kalisat, Ajung, Sukasari, Sukowono, Tamanan, Grujugan, Bondowoso, Tangsil, Bonosare, Tapen, Prajekan, Widuri, Kalibagor, Situbondo, Tribungan, dan Panarukan. Banyak respon positif dari masyarakat yang cenderung mendorong reaktivasi tersebut adalah untuk mengurangi beban jalan raya dan meningkatkan potensi angkutan penumpang maupun barang. Dikabarkan, rencana jalur Kalisat – Panarukan akan dilakukan dan dibangun pada 2024 mendatang. (PRAS – Cinta Kereta Api)