Bila sebelumnya pernah dibahas tentang pesawat rancangan Rusia yang hampir menjadi calon saingan dari Airbus A380, Sukhoi KR-860, kini ada lagi pesawat yang didaulat menjadi rival dari Boeing 747 namun gagal. Adalah MD-12, mahakarya dari produsen aerospace asal Amerika, McDonnell Douglas yang sempat digadang-gadang bakal jadi rival terberat bagi the Queen of the Skies ini pada akhirnya harus mengubur asanya dalam-dalam karena blunder dari McDonnell Douglas dalam pengembangannya.
Baca Juga: Sukhoi KR-860, ‘Kembaran’ Airbus A380 yang Tak Pernah Mengudara
Kembali ke periode 90-an dimana berbagai maskapai dari seluruh dunia tengah gencar-gencarnya menawarkan perjalanan internasional dengan harga yang cukup murah. Momen tersebut lantas tidak disia-siakan begitu saja oleh pihak McDonnell Douglas dan mereka langsung berinisiatif untuk mengembangkan pesawat tingkat dua dengan maksud pesawat tersebut dapat menampung lebih banyak penumpang.
Pada periode tersebut, Boeing dengan varian 747-nya hampir menguasai semua ceruk penerbangan jarak jauh dan menyandang predikat sebagai produsen aerospace asal Amerika, ambisi McDonnell Douglas untuk mengembangkan MD-12 menjadi semakin menggebu-gebu.
Beranjak ke musim dingin tahun 1991, jajaran direksi di McDonnell Douglas lalu menyetujui proposal untuk mengembangkan MD-11 menjadi MD-12 dengan kisaran budget US$4 miliar untuk pengembangan dan perakitan prototipe.
KabarPenumpang.com mengutip dari laman simpleflying.com, dalam mengembangkan MD-12 ini, McDonnell Douglas tidak menghabiskan besaran dana tersebut sendiri, melainkan menjalin kemitraan terbatas dengan Taiwan Aerospace dan sejumlah perusahaan lain di Asia.
Pada April 1992, McDonnell Douglas dengan bangga memamerkan varian MD-12 ini kepada publik dan sontak momen tersebut menarik minat berbagai maskapai yang sedang trengginas menjabani rute penerbangan jarak jauh.
Kendati banyak minat terhadap varian MD-12 ini, namun tidak ada satupun dari mereka (pihak maskapai) yang secara resmi melakukan teken atau membuat membubuhi tanda di buku pesanan pesawat McDonnell Douglas.
Baca Juga: MD-11, Tak Berusia Panjang, Inilah Kado Ulang Tahun Garuda Indonesia Ke-43
Entah karena kedigdayaan Boeing yang kala itu sedang tinggi-tingginya, atau memang MD-12 ini kurang andal, namun satu yang pasti – pihak McDonnell Douglas benar-benar memiliki banyak sekali kekurangan dalam pengembangan pesawatnya. Sebut saja sumber daya dalam pengembangan pesawat hingga kekurangan dari segi finansial.
Padahal jika dilihat dari spesifikasinya, MD-12 ini sebenarnya bisa saja menjadi ancaman besar bagi Boeing. Ya, pesawat quadjet yang menggunakan mesin General Electric CF6-80C2 ini memiliki kapasitas angkut hingga 511 penumpang dalam konfigurasi satu kelas dan 430 penumpang dalam konfigurasi tiga kelas. Bertengger kelas Mach 0,85 (1.050km/jam), jarak tempuh dari pesawat ini mencapai 14.825km.