Aksi protes dan demonstrasi atas Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi di Hong Kong tak juga surut. Sebagai imbasnya, sektor transportasi di wilayah bekas jajahah Inggris ini mulai kelimpungan. Setelah stasiun MTR dan Bandara Internasional Hong Kong yang ‘dipenuhi’ demonstran, kini ada kabar bahwa aksi tersebut juga didukung oleh sebagian besar awak dan pilot Cathay Pacific.
Baca juga: Dampak Kerusuhan RUU Ekstradisi, Bandara Hong Kong Batalkan Lebih dari 200 Penerbangan
Dikutip KabarPenumpang.com dari simpleflying.com (12/8/2019), manajemen Cathay Pacific menyebutkan bahwa awak kabin dan pilot yang mendukung aksi demonstrasi dibebaskan dari tugas terbang ke wilayah Cina Daratan efektif mulai 10 Agustus 2019 lalu.
Sebelumnya Pemerintah Cina melakukan filterisasi ketat yang mengharuskan Cathay Pacific menyerahkan identifikasi dan rincian semua awak dan pilot yang akan terbang dari Hong Kong ke Cina Daratan. Karyawan Cathay Pacific yang terbukti ikut dalam protes massal dilarang untuk mendarat di Cina. Keputusan dari Beijing tersebut telah dipatuhi CEO Cathay Pacific, Rupert Hogg yang telah mengeluarkan memo kepada seluruh karyawan.
Diperkirakan lebih dari 2.300 karyawan Cathay Pacific telah bergabung dalam aksi protes, diantaranya 1.200 orang merupakan pilot dan awak kabin. Jumlah yang cukup besar dari keterlibatan karyawan, pilot dan awak kabin secara langsung berdampak buruk pada layanan penerbangan dari dan ke Cina Daratan.
Cathay Pacific sampai saat ini melayani penerbangan ke 24 kota di Cina Daratan, dimana itu merupakan seperlima dari semua penerbangan yang dilayani Cathay Pacific. South China Morning Post melaporkan bahwa jalur Cina dan Hong Kong menghasilkan lebih dari setengah pendapatan Cathay Pacific pada 2018 – yaitu HK$57 miliar dari total pendapatan keseluruhan Cathay Pacific yang mencapai HK$111 miliar.
Baca juga: Dampak Krisis Politik, Sektor Pariwisata Hong Kong Kondusif Meski Ada Pelemahan
Meski dibuat pusing akibat aksi pilot dan awak kabinnya, secara manajemen Cathay Pacific terpaksa patuh kepada keputusan Pemerintah Cina, pasalnya sebagian besar saham Cathay Pacific dikukasai Pemerintah Cina lewat penyertaan saham maskapai Air China.