Maskapai-maskapai Rusia masih terus di bawah bayang-bayang sanksi aliansi Barat, salah satunya sanksi penghentian pasokan suku cadang. Ini dinilai akan menyulitkan Rusia dalam jangka panjang. Namun dalam jangka pendek, maskapai bisa mengkanibal suku cadang dan itu akan mulai dilakukan dalam waktu dekat.
Baca juga: Kena Embargo Mesin dari Perancis, Sukhoi Superjet 100 Rusia Terancam Di-Grounded
Tak lama setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari lalu, Airbus dan Boeing mulai menghentikan pasokan suku cadang, menangguhkan perawatan, dan dukungan teknis untuk seluruh armada mereka yang dioperasikan maskapai-maskapai Rusia, sebagai bagian sanksi AS dan Eropa menyikap invasi Rusia ke Ukraina.
Laporan The Guardian, sebanyak 332 pesawat Boeing dan 304 Airbus saat ini terdaftar dalam barisan armada maskapai-maskapai Rusia.
Meski pasokan suku cadang, perawatan, dan dukungan teknis untuk semua pesawat tersebut untuk sementara waktu di-stop Airbus-Boeing, namun, beberapa analis menduga itu tidak akan berdampak pada operasional maskapai dalam waktu dekat. Tentu dengan catatan, tidak ada kerusakan yang berarti.
Andaipun ada kerusakan ataupun sudah habis masa pakai sebuah suku cadang, maskapai bisa saja melakukan tambal sulam atau kanibal dengan suku cadang atau komponen pesawat lain dan inilah yang sedang dan akan dilakukan oleh maskapai-maskapai Rusia.
Baca juga: ‘Dibeking’ Putin, Maskapai Rusia Mulai Buka Penerbangan Internasional Pakai Pesawat Sukhoi
Dilansir Simple Flying, kanibalisme atau mengkanibal suku cadang biasanya dilakukan terhadap pesawat lain yang sudah purna tugas atau sudah mencapai akhir jam terbang. Mengkanibal suku cadang terhadap pesawat yang masih aktif dianggap tidak berkelanjutan.
Pesawat tua atau yang sudah tidak lagi dipakai akan dihancurkan, dibersihkan dari komponen radioaktif sesuai panduan hijau Eropa, diklasifikasikan, dan diteliti bagian mana saja yang masih bisa dipertahankan, seperti suku cadang berharga, roda pendaratan, mesin, dan peralatan avionik.
Itu kemudian dikanibal ke pesawat-pesawat Rusia yang masih aktif untuk mempertahankan kapasitas penerbangan maskapai.
Baca juga: Bye-bye Barat, Rusia Mulai Produksi Pesawat Tu-214 Gantikan Pesawat Narrowbody Boeing-Airbus
Meski begitu, aktivitas kanibal suku cadang ini tidak masuk dalam rencana jangka panjang Rusia. Ch-aviation menyebut, laporan tidak resmi pemerintah Rusia mengungkapkan rencana memproduksi 1.000 unit pesawat baru pada tahun 2030 mendatang dengan biaya sebesar 627 miliar rubel atau sekitar US$9,7 miliar.
Langkah lainnya untuk mensiasati sanksi dari aliansi Barat adalah dengan membuka keran impor pasokan suku cadang dari negara-negara yang tidak menerapkan sanksi ke Rusia, seperti India, Turki, dan Cina. Namun, laporan Reuters, Cina disebut sudah menolak permintaan maskapai Rusia untuk ekspor suku cadang karena takut terkena sanksi Barat.