Pihak keluarga menyayangkan pemerintah -melalui Kementerian Perhubungan- mengizinkan pesawat Boeing 737 MAX terbang kembali. Masih dalam keadaan berduka adalah alasannya. Terlebih bagi keluarga korban yang jasad orang tercintanya tak pernah ditemukan.
Baca juga: Kemenhub Izinkan Boeing 737 MAX Kembali Terbang, Garuda Indonesia dan Lion Air Malah Pusing?
“Saya sedikit terkejut ketika mendengar larangan itu dicabut,” kata Anton Sahadi, dimana dua sepupu istrinya yang berusia 24 tahun menjadi korban jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX-8 Lion Air pada 29 Oktober 2018 silam.
“Saya tidak mengerti mengapa itu (diizinkannya Boeing 737 MAX kembali terbang) harus terjadi begitu cepat ketika kita masih berduka,” tambahnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Ia pun membuka kembali memori lama yang mengharukan dan penuh dengan ketidakpastian. Ketika Lion Air dilaporkan hilang kontak, ia menaruh rasa peduli sebagaimana orang pada umumnya.
Namun, setelah istrinya yang sedang berada di Mekkah, Arab Saudi, mengabarkan bahwa dua sepupunya berada di pesawat nahas tersebut, secepat kilat ia langsung pergi ke Bandara Soekarno Hatta untuk mencari informasi terbaru.
Sesampainya di sana, ia mengecek langsung manifes penerbangan dan ternyata besar, Riyan Aryandi dan Ravi Andrian, dua sepupu istrinya itu berada di penerbangan JT 610.
“Istri saya berada di Mekkah, Arab Saudi pada saat itu dan dialah yang memberi tahu saya bahwa sepupunya Riyan Aryandi dan Ravi Andrian telah berada di pesawat pada waktu yang sama menuju tujuan yang sama,” ujar Sahadi.
“Pada suatu momen, saya melihat salinan manifes dan saya tahu itu benar bahwa mereka ada di pesawat,” jelasnya.
Setelah proses pencarian panjang dan melelahkan, jasad Ravi berhasil diidentifikasi dan dikuburkan keluarga. Sedangkan jasad Riyan tidak berhasil ditemukan sampai saat ini, menyisakan pedih yang mendalam bersama segala kenangan.
“Itu sulit. Kami tidak bisa menguburnya. Saya berharap pemerintah telah memverifikasi semuanya dengan hati-hati dan menempatkan semua prosedur yang tepat terlebih dahulu,” ungkapnya Sahadi.
“Saya harap mereka (Kemenhub dan Lion Air) tidak akan mempertaruhkan nyawa demi bisnis,” tutupnya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia akhirnya mengizinkan Boeing 737 MAX kembali terbang melayani penumpang.
Baca juga: Demi Hemat Uang, Mantan Pilot Boeing 737 MAX Didakwa Bohongi FAA-Sebabkan Kecelakaan
Kepastian itu didapat usai Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) mengeluarkan surat bernomor A4402/8/6/DRJU-DKPPU-2021 tentang pencabutan larangan beroperasi MAX sejak 14 Maret 2019 lalu.
Secara terpisah, Kepala Subdit Sertifikasi Pesawat Udara DKKPU Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Agustinus Budi Hartono mengatakan, Lion Air siap menerbangkan dua Boeing 737 MAX-8 miliknya. Adapun Garuda Indonesia sudah mengkonfirmasi tidak akan kembali menerbangkan pesawat nahas tersebut.