Warga yang tinggal di kolong jembatan memang pernah menjadi fokus kerja pemerintah Indonesia dan merelokasi mereka ke tempat tinggal yang lebih layak merupakan tujuan akhirnya. Kesan kumuh dan tidak sehat menjadi alasan pemerintah untuk memberantas pemukiman seperti ini. Namun apa jadinya jika ada seorang arsitek yang membangun tempat singgah pribadi di kolong jembatan? Akankah tempat singgah si arsitek ini juga akan kena gusur oleh pemerintah?
Baca Juga: Eva – Kereta Cepat Berbiaya Murah Kedua, Meluncur 2019 di Spanyol
Tapi tunggu dulu, ini bukan kasus dari dalam negeri – melainkan dari Negeri Matador, Spanyol. Adalah Fernando Abellana yang membangun sebuah ‘shelter’ pribadi di sebuah kolong jembatan di Valencia yang dirahasiakan. Alih-alih kumuh seperti yang ada di Indonesia, tempat singgah Fernando ini bisa dibilang unik karena posisinya yang menggantung di atas tanah. Dilansir KabarPenumpang.com dari laman newatlas.com, tempat singgah karya Fernando ini bisa dibilang cukup komplit, karena dilengkapi oleh rak, tempat duduk, meja belajar, dan bahkan tempat tidur.
Proyek nyeleneh ini merupakan contoh nyata dari sebuah arsitektur parasit, dimana Fernando memanfaatkan tiang penyangga horizontal yang ada di bawah jembatan sebagai rel untuk menggerakkan sebuah fungsi katrol.
Pijakan berkatrol yang terbuat dari rangka besi dan alas kayu ini merupakan media Fernando untuk sampai ke tempat singgah pribadinya – mengingat ketidaktersediaannya tangga untuk mencapai tempat singgah tersebut. Untuk bisa pindah dari satu titik ke titik lainnya, Fernando cukup memutar sebuah tuas yang ada di bagian samping pijakan dan roda yang menempel pada tiang penyangga horizontal akan bergulir searah dengan putaran katrol tersebut.
“Saya mengamati, meneliti, dan mengembangkan proyek ini secara otodidak, dengan satu-satunya tujuan adalah untuk memuaskan motivasi saya secara pribadi,” ungkap Fernando. “Dengan pengalaman kerja saya selama bertahun-tahun, saya akhirnya memutuskan untuk berkolaborasi dengan seniman, desain interior, dan arsitek untuk mengembangkan Lebrel – tempat singgah pribadi ini,” tandasnya.
Baca Juga: AVE, 26 Tahun Beroperasi, Inilah Jaringan Kereta Cepat Terpanjang di Benua Biru
Untuk memberikan penerangan ketika malam hari, Fernando juga tidak lupa untuk menyimpan sebuahh lampu berdaya baterai. Sebuah kasur tipis lengkap dengan bantal dan selimut pun tak lupa ‘diungsikan’ Fernando dari rumahnya menuju Lebrel – semata-mata untuk meningkatkanya kenyamanan di tempat singgah pribadinya itu. Unik ya!