Hadirnya garbarata atau yang akrab disebut aerobridge di dunia aviasi global ini tentu membawa kemudahan tersendiri kepada para penumpang. Mereka tidak harus berpanas-panasan atau kehujanan ketika berjalan di tarmak untuk masuk ke dalam pesawat. Selain itu, garbarata ini sendiri bisa dibilang sebagai salah satu faktor yang mengindikasikan kemajuan sebuah bandara.
Baca Juga: Duel Garbarata dan Tangga Manual: Siapa Yang Akan Menang?
Nah, jika diperhatikan, garbarata sendiri memiliki bagian berkerut pada bagian ujungnya. Bagian ini juga merupakan salah satu partisi yang menggunakan material non-metal di jet bridge itu sendiri. Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman quora.com, ternyata bagian yang menyerupai alat musik akordeon tersebut berfungsi untuk melindungi penumpang dari faktor cuaca seperti panas, hujan, angin, dan salju, dan faktor lain seperti jet blast mesin pesawat, suara bising dan debu.
Dapat dibayangkan jika garbarata yang terbuat dari mayoritas material metal, bertemu dengan body pesawat yang juga terbuat dari bahan metal? Tentu akan sulit untuk mengkoneksikan keduanya, bukan? Hadirnya bagian fleksibel tersebut pun dapat melindungi suhu di dalam garbarata sendiri, sehingga dapat mengikuti suhu di dalam ruang tunggu dan kabin penumpang.
Sekedar informasi, teknologi canggih garbarata atau jet bridge yang saat ini banyak digunakan diciptakan oleh Frank Der Yuen, dan digunakan pertama kali pada tanggal 26 Juli 1959 di Bandara San Francisco, Amerika Serikat. Garbarata ini sendiri menggunakan sistem Electro Mechanical yang dikendalikan pada sebuah control console (monitor Control Desk) yang berada di kabin dan dilengkapi dengan CCTV untuk memantau keadaan di sekitar garbarata. Sistem kendali ini menginterintegrasikan peralatan keselamatan dan alat sistem kendali elektronik.
Patut diketahui, tidak semua jadwal penerbangan dapat menggunakan fasilitas garbarata, dengan dalih keterbatasan parking stand. Garbarata sendiri dibangun dengan ketahanan terhadap angin yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu 140 km per jam ketika tidak beroperasi, dan 90 km per jam ketika tengah beroperasi.
Baca Juga: Video Garbarata Berhantu di Phuket Menjadi Viral di Media Sosial
Si belalai penghubung ruang tunggu dan mulut pesawat ini pun harus mampu menahan beban lebih dari lantai dan atap yang disebabkan oleh pergerakan penumpang, sebesar 200 kg/m2 dan 100 kg/m2. Tahukah Anda bahwa ternyata garbarata tidak hanya ada di dunia aviasi saja? Ya, fasilitas tambahan ini pun dapat Anda temui di pelabuhan, walaupun bentuknya berbeda.