Sebagai buah dari kecanggihan teknologi Jepang, sensasi Shinkansen (kereta peluru) terasa tidak pernah pudah. Meski generasi kereta peluru berkembang pesat, teknologi yang digunakan Shinkansen masih akan terus adaptif dalam beberapa tahun mendatang. Nah, yang menjadi pertanyaan, sebenarnya teknologi apa yang digunakan Jepang pada Shinkansen.
Baca juga: Serupa Tapi Tidak Sama, Inilah Perbedaan Mendasar Antara TGV dan Shinkansen
Nicholas Stone di forum Quora.com memberikan penjelasan yang menarik untuk disimak, terutama seperti bagaiaman Shinkasen dapat melaju begitu cepat.
Pada prinsipnya, Shinkansen beroperasi menggunakan motor traksi yang kuat, jalur khusus berkecepatan tinggi, dan sistem manajemen kereta dalam kabin. Diluncurkan pada tahun 2007, seri N700 adalah salah satu kereta penumpang Shinkansen generasi terbaru yang bergabung dalam armada.
Kereta ini sangat kuat, dengan output daya total hampir 17 MW (23.000 tenaga kuda). Ini lebih dari tiga kali kekuatan lokomotif listrik kelas 91 yang terkadang masih digunakan di jalur utama Pantai Timur Inggris. Tenaga listrik disuplai dengan kabel di atas ‘kepala’ dan pantograf yang dipasang di atap.
Dengan 56 motor traksi yang tersebar di sepanjang 16 kereta gerbong, kereta N700 dapat berakselerasi hingga kecepatan operasional tertinggi 300 km per jam hanya dalam tiga menit. Mekanisme kemiringan memungkinkan kereta mengambil beberapa tikungan dengan kecepatan lebih cepat. Hal ini semakin mengurangi waktu tempuh antara Tokyo dan Osaka sebanyak 8 menit, memungkinkan kereta menyelesaikan jarak 515 km hanya dalam 2 jam 22 menit, dengan rata-rata kecepatan 218 km per jam.
Kereta Shinkansen menggunakan jalur khusus berkecepatan tinggi, dibangun dengan ukuran standar 1.435 mm, bukan 1.067 mm yang lebih sempit seperti yang terlihat di tempat lain di Jepang. Memang kata shinkansen berarti jalur utama baru.
Tidak ada perlintasan sebidang. Loop yang lewat digunakan di sebagian besar stasiun, memungkinkan layanan nonstop yang lebih cepat untuk menyusul. Garisnya sendiri lebih lurus dan dengan gradien yang lebih sedikit. Jalur terowongan melewati banyak gunung di Jepang. Dan kita akan lihat, tidak ada pensinyalan sisi jalur konvensional.
Pengemudi menggunakan konsol dalam kabin dengan informasi manajemen lalu lintas tentang kondisi jalur di depan. Hal ini meniadakan kebutuhan akan pensinyalan sisi jalur, yang sulit diamati saat melaju dengan kecepatan lebih dari 250 km per jam.
Baca juga: Mendapat Tentangan dari Oposan, Beginilah Sejarah Singkat Kereta Cepat Shinkansen
Komputer dan sistem keselamatan terkait memastikan pengemudi mengoperasikan kereta dengan aman, dengan tampilan kecepatan target, monitor deteksi gempa, dan sistem pengereman yang digunakan untuk membantu keterampilan masinis.