Monday, November 25, 2024
HomeDaratMampir ke Addis Ababa Jangan Lupa Berkeliling dengan Taksi Vintage

Mampir ke Addis Ababa Jangan Lupa Berkeliling dengan Taksi Vintage

Menjelajahi sebuah tempat untuk pertama kalinya ketika turun dari bandara, banyak pelancong yang memilih taksi untuk tiba ditujuannya. Hal ini biasanya karena taksi lebih mudah didapat dan bisa langsung ketempat tujuan pelancong.

Baca juga: Dubai Kian ‘Cerdas,’ Hadirkan Layanan WiFi Gratis di Taksi dengan Portal Khusus Penumpang

Taksi juga bisa menjadi ikon suatu kota seperti di Inggris maupun di Amerika. Namun bagaimana jika taksi yang menjadi ikon sebuah kota tersebut tak layak lagi disebut taksi karena mobil yang digunakan sudah cukup tua dan harus pensiun?

Taksi vintage Addis Ababa (theguardian.com)

KabarPenumpang.com mendapatkan fakta dari theguardian.com (11/9/2019), bahwa ternyata di Ethiopia masih ada taksi dengan mobil tua beroperasi. Bahkan ini disebut sebagai taksi vintage karena menggunakan mobil Peugeot yang dibuat pada abad pertengahan.

Taksi ini masih digunakan oleh para pengemudi meski untuk mendapatkan bagian-bagian dari mobil tipe tersebut sudah sulit. Untuk menemukan taksi vintage asal Ethiopia ini tak sulit yakni ketika pelancong tiba di Bandara Internasional Bole Addis Ababa.

Mobil Peugeot 404 dan 504 abad pertengahan terlihat sangat menonjol di bandara. Bahkan ada taksi yang sudah berusia 60 tahun tetapi masih melaju untuk mengangkut penumpang.

Selain di Bandara Addis Ababa, taksi vintage ini juga memiliki tempat terbaik untuk di temukan yakni Harar yang merupakan kota kecil dengan lorong sempit berusia satu abad atau seribu tahun dan rumah-rumah dicat cerah serta terletak di bagian timur Ethiopia dekat perbatasan Somaliland. Di kota kecil ini, pelancong akan mudah menemukan taksi vintage karena bertebaran dimana-mana.

Biasanya para pengemudi taksi mengelilingi tembok kota kuno untuk mencari pelanggan atau berkumpul di bundaran tengah. Bisa dikatakan, hampir semua armada taksi menggunakan Peugeot tipe ini dan tuk-tuk roda tiga serta minibus adalah pesaing mereka.

Selain mahalnya harga mobil baru dan batasan impor, Ethiopia sendiri memiliki konektivitas internet yang buruk. Ini menjadikan gelombang berbagai perjalanan yang mengganggu industri taksi di seluruh dunia belum muncul sebagai ancaman utama dan terbatas pada beberapa startup di ibukota Addis Ababa.

Meski taksi dengan mobil tua, para pegemudi bangga dengan apa yang mereka kendarai. Tetapi mereka jugalah yang pertama mengakui bahwa kehidupan mobil-mobil ini akan segera berakhir.

“Mobil tidak pernah mati dengan kualitas. Saya sudah mengemudi 30 tahun. Sangat mudah perawatannya tetapi sulit menemukan bagian-bagian mesin. Saya lebih suka mobil baru karena hemat bahan bakar,” kata Alemu Yama, pemilik Peugeot 404 yang berusia lebih dari 50 tahun.

Sementara Peugeot mudah diperbaiki, suku cadang yang tercantum dalam manual vintage yang dibawa oleh setiap pengemudi semakin langka dan penghematan bahan bakar yang luar biasa. Berkat pajak impor hingga 200 persen, Ethiopia saat ini memiliki salah satu tingkat kepemilikan mobil terendah di dunia.

Banyak yang berharap ini akan berubah di bawah perdana menteri ambisius Abiy Ahmed, yang telah melakukan reformasi sejak berkuasa pada 2018. Sampai saat itu, taksi antik akan terus mengemudi, selama mereka satu-satunya pilihan.

Baca juga: Totalitas Horor, Jepang Hadirkan Taksi ‘Berhantu’ di Osaka Tiap Musim Panas

Pengemudi Belete Mulatu memperkirakan bahwa Peugeot tidak punya banyak waktu lagi. “Mereka tidak akan berada di jalan lebih dari dua atau tiga tahun. Perdana menteri baru akan mengubah banyak hal. “

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru