Gembar-gembor mengenai produksi mobil hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan dari seluruh penjuru Indonesia, Esemka kini tengah menjadi sorotan – terutama menjelang Pilpres 2019. Tercatat, sudah ada beberapa varian dari produk Esemka sendiri, sebut saja Esemka Rajawali (SUV), Esemka Rawajali R2, Esemka Digdaya I (Pick-Up Double Cabin), Esemka Bima 1.5 (tengah dirakit oleh SMK Negeri 6 Malang), hingga Esemka Pasti (model MPV hasil kerja sama dengan Subaru).
Baca Juga: Bus Listrik Untuk TransJakarta, Antara Harapan dan Realita
Ngomong-ngomong soal mobil rakitan dalam negeri, pernahkah Anda mendengar nama Mobil Maleo? Bagi yang belum tahu, Mobil Maleo merupakan mobil produksi nasional perdana yang dkembangkan bersama dengan produsen mobil legendaris asal Inggis, Rover. Sebagaimana yang dirangkum KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber, pengembangan mobil yang dibidani oleh Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng (BJ Habibie) ini rencananya akan mengaspal pada tahun 1994 dan diproduksi massal tiga tahun berselang.
Mengutip dari goodnewsfromindonesia.id, menurut rencana, pihak Rover akan mengirim mobil tersebut langsung dari pabriknya di Inggris dengan platform mobil sedan Rover, dan oleh Indonesia nantinya akan dirancang bangun dengan komponen-komponen dalam negeri yang dikembangkan oleh sejumlah perusahaan lokal, seperti Pindad, IPTN, INTI, LEN, dan Krakatau Steel.
Adapun sedan yang menggunakan mesin berkapasitas 1.200CC ini direncanakan menggunakan komponen lokal sebanyak 60 persen dan dibanderol dengan harga Rp25 juta kala itu. Sebagai salah satu orang yang berperan penting dalam pengembangan Maleo, BJ Habibie yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Riset Teknologi (Menristek) memiliki visi untuk mengubah penggunaan bahan bakar bensin menjadi hidrogen di masa yang akan datang.
Lebih lanjut, BJ Habibie juga pernah menyampaikan bahwa Maleo akan menggunakan engine dari Ford dan General Motor untuk menggarap engine yang bisa dikendalikan secara elektrik – kendati penerapannya baru terjadi di Indonesia baru-baru ini, tapi ternyata wacana untuk membangun Electric Vehicle (EV) sudah ada dari tahun 1990-an ya!
Proyek pengembangan Maleo semakin santer terdengar, terlebih ketika proyek ini sudah mendapatkan ‘restu’ dari Komisi X DPR RI. BJ Habibie yang terkenal memiliki otak sangat encer ini terus mengembangkan proyek mobil nasional ini, sampai-sampai ia melakukan kajian iptek guna merealisasi hadirnya Maleo di jalanan.
Namun sayang, rezim orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto yang jatuh pada tahun 1998 pun turut menenggelamkan hasrat BJ Habibie untuk membawa Maleo mengaspal di Bumi Pertiwi. Sempat juga tersiar kabar bahwa dana yang harusnya dialirkan untuk pengembangan mobil Maleo ini tersedot oleh proyek mobil nasional Timor yang tengah dikembangkan oleh anak bungsu dari Presiden Soeharto, Tommy Soeharto.