Lufthansa dikabarkan tengah mengubah Airbus A350-900 menjadi pesawat penelitian iklim. Saat ini, proses pengerjaannya sudah dimulai Lufthansa Technik di Malta. Bila tak ada aral melintang, laboratorium iklim terbang ini akan mulai beroperasi pada 2021 mendatang.
Baca juga: Lufthansa Luncurkan Corona Lounge di Rusia, Seperti Apa?
Dilansir Simple Flying, pesawat dengan nomor registrasi D-AIXJ yang tengah dimodifikasi nantinya akan dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih di beberapa bagian, salah satunya bagian lambung atau perut pesawat.
Pesawat laboratorium iklim terbang bernama “Erfurt” itu akan dilengkapi dengan CARIBIC atau Civil Aircraft for the Regular Investigation of the atmosphere Based on an Instrument Container seberat 1,6 ton, sejenis peralatan pengukur, melengkapi air intake system atau sistem sirkulasi udara yang sebelumnya sudah dipasang di lambung pesawat, sebelum dikalibrasi.
Itu bukan pertama kalinya sebuah pesawat Lufthansa memiliki sistem pembawa CARIBIC. Sebelumnya maskapai memasangnya di A340-600.
“Memprediksi cuaca lebih akurat, menganalisis perubahan iklim lebih tepat, meneliti lebih baik bagaimana dunia berkembang. Ini adalah tujuan kerjasama unik global antara Lufthansa dan beberapa lembaga penelitian,” kata Annette Mann, head of Corporate Responsibility Lufthansa Group, dalam sebuah pernyataan.
“Kami membantu memastikan bahwa parameter penting yang relevan dengan iklim dikumpulkan tepat pada ketinggian itu di mana efek rumah kaca atmosfer sebagian besar dihasilkan,” lanjutnya.
Sebelum mulai dimodifikasi, proyek ini sudah didahului oleh tahap perencanaan dan pengembangan sekitar empat tahun yang melibatkan lebih dari sepuluh perusahaan serta Karlsruhe Institute of Technology (KIT) sebagai perwakilan dari konsorsium ilmiah yang lebih besar dari seluruh dunia.
Pada waktunya tiba, pesawat laboratorium iklim terbang ini akan beraksi untuk mengumpulkan data atmosfer dari sekitar 100 parameter berbeda, mulai dari gas jejak hingga parameter aerosol dan awan. Ini semua dioperasikan oleh Lufthansa, bekerja sama dengan banyak lembaga penelitian dunia.
Kumpulan data dari laboratorium iklim terbang Lufthansa akan jauh lebih akurat daripada yang dikumpulkan oleh stasiun pengamatan bumi dan satelit, karena pesawat berada tepat di ruang tempat atmosfer terkumpul.
Baca juga: Tua-tua Keladi, Setelah 63 Tahun DC-8 Justru Diandalkan NASA Jadi Lab Terbang Canggih
Itulah mengapa, banyak lembaga penelitian dunia juga melakukan hal serupa, salah satunya ialah NASA; yang mengoperasikan laboratorium terbang dari pesawat DC-8 untuk menjalankan tiga misi utama, yaitu pengembangan sensor, verifikasi sensor satelit, dan studi penelitian dasar tentang permukaan dan atmosfer Bumi.
Menurut Lufthansa, data yang dikumpulkan oleh D-AIXJ akan digunakan untuk menilai kinerja model atmosfer dan iklim saat ini. Ini, pada gilirannya, akan memungkinkan lembaga penelitian dunia untuk menyempurnakan model masa depan mereka.