Belum lama ini, Lufthansa dilaporkan mengirimkan tujuh Airbus A380 ke ‘kuburan’ pesawat maskapai Eropa di Teruel, Spanyol. Dengan dikirimnya tujuh armada tersebut, praktis Lufthansa hanya menyisakan satu dari 14 armada A380 yang dioperasikan. Satu itu masih coba dimaksimalkan Lufthansa untuk angkutan kargo. Adapun enam A380 lainnya sudah lebih dulu dikirim ke Airbus untuk dijual kembali, lebih cepat dari rencana semula yakni pada tahun 2022 mendatang.
Baca juga: Grounded Besar-Besaran Bikin Bandara Penuh, Haruskah Pesawat Parkir di Gurun?
Pesawat A380-800 terakhir yang meninggalkan armada Lufthansa adalah ‘München/Mike-Bravo’ berusia sepuluh tahun. Pesawat dengan nomor registrasi D-AIMB dinamai kota-kota besar sesuai tradisi maskapai, mirip pemberian nama pada Boeing 747 “Queen of The Skies” milik maskapai tertua di dunia, Koninklijke Luchtvaart Maatschappij atau yang akrab disingkat KLM.
Dikutip dari aerotime.aero, pesawat double-decker itu (A380-800 terakhir) berangkat dari basis Lufthansa di Bandara Frankfurt (FRA) pada pukul 6.30 waktu setempat dan tiba di Teruel pada pukul 8:30 untuk digrounded sampai batas yang tak ditentukan seiring perkembangan wabah corona di Jerman dan dunia.
Walau hanya tujuh pesawat terakhir, namun proses pemindahannya memakan waktu total 16 hari, terhitung sejak pesawat pertama dengan kode registrasi D-AIMG dikirim ke Teruel pada 28 April lalu. Pesawat-pesawat tersebut masing-masing dikirim dari dua hub utama Lufthansa, Bandara Frankfurt (FRA) dan Bandara Munich (MUC).
Sebagai informasi, Bandara Teruel sendiri sebetulnya adalah rumah bagi Tarmac Aerosave, sebuah perusahaan spesialis perawatan pesawat dan merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang disertifikasi untuk menangani Airbus A380.
Bandara yang berada di sebelah Timur Kota Madrid tersebut sebelum adanya pandemi corona memnag kerap dijadikan alternatif penyimpanan akhir maskapai-maskapai di dunia, khususnya Eropa. Sebab, bak gayung bersambut, keberadaan bandara yang mumpuni untuk dijadikan fasilitas penyimpanan sementara dalam waktu yang panjang memang dibutuhkan maskapai dan letaknya pun seperti sudah terklaster dengan baik.
Bagi maskapai-maskapai Asia, pada umumnya, fasilitas penyimpanan sementara favorit adalah Alice Springs (ASP), Kota Gurun Pasir, di Australia. Adapun maskapai-maskapai di Benua Amerika, pada umumnya akrab dengan beberapa bandara di Amerika Serikat (AS), seperti The Mojave Air dan Space Port di Gurun Mojave, Southern California, AS, Victorville, California, AS, dan Pangkalan Udara Davis-Monthana Air Force Boneyard, Tucson, Arizona, AS.
Baca juga: Singapore Airlines Kirim A380 Ke ‘Kuburan’ Pesawat di Gurun Australia
Namun, bila ditelisik lebih lanjut, pangsa pasar atau fungsi Teruel sebagai ‘kuburan’ pesawat-pesawat maskapai Eropa cenderung memiliki kesamaan dengan ASP. Kedua bandara tersebut pada umumnya menampung pesawat-pesawat yang masih gagah. Hanya saja, karena satu dan lain hal, pesawat tersebut harus di-grounded dalam jangka waktu yang tak menentu, tak terkecuali seperti wabah virus Cina saat ini.
Sedangkan ‘kuburan’ pesawat di AS, pada umunya hanya pesawat yang hampir pasti sudah purna tugas yang digrounded, bukan hanya pesawat-pesawat komersial, melainkan pesawat-pesawat ‘pensiunan’ militer atau bekas perang.