Jika Anda berkesempatan mengunjungi Stasiun Tugu di Yogyakarta, maka Anda akan menemukan dua pemandangan baru, yaitu toilet portable dan sebuah monumen Lokomotif D301 22. Ya, pada Rabu (12/12/2018) kemarin, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro meresmikan keduanya yang ditandai dengan prosesi potong pita.
Baca Juga: Setelah Revitalisasi, Stasiun Tugu Akan Mampu Tampung 14 Ribu Penumpang
Hadirnya toilet portable ini merupakan jawaban atas keluhan masyarakat yang selama ini kerap kesulitan mencari tempat untuk buang air kecil dan besar saat berada di Stasiun Yogyakarta. Pasalnya, selama ini PT KAI menyediakan toilet di Zona 1 dan 2 yang areanya berada di dalam stasiun. Hal ini mengakibatkan kesulitan bagi para pengunjung stasiun non-penumpang bertiket untuk mendapatkan fasilitas toilet.
“Ini (toilet portable) merupakan bantuan buat para penumpang untuk bisa ke toilet, karena toiletnya katanya di sini kurang,” ujar Edi, dikutip KabarPenumpang.com dari laman kai.id (12/12/2018).
“Kami juga minta masyarakat dapat bersama-sama menjaga fasilitas baru ini agar dapat tetap berfungsi dengan baik dan tetap nyaman saat akan digunakan oleh pengguna lainnya,” tandasnya.
Selain itu, satu lagi yang menarik perhatian khalayak ramai adalah Lokomotif D301 22 yang disimpan tepat di halaman depan stasiun yang dapat disaksikan pengunjung atau pejalan kaki sekalipun. Lokomotif tersebut merupakan lokomotif diesel hidraulik yang mulai beroperasi pada tahun 1962. Lokomotif pabrikan Fried Krupp, Jerman ini merupakan tipe kedua dari D300. Sebanyak 80 unit D301 yang tiba di Indonesia pada tahun 1962 digunakan untuk langsiran seperti halnya Lokomotif D300.
Lokomotif berwarna kuning hijau yang kini mejeng di Stasiun Tugu Yogyakarta ini juga merupakan perintis modernisasi lokomotif di Madura hingga ditutup tahun 1987. Setelah itu, lokomotif ini ‘ditugaskan’ untuk menarik kereta api barang di Jabodetabek hingga ditutup akibat banjir melanda Jabodetabek pada pertengahan dekade 1990-an.
Baca Juga: Sepenggal Cerita dari Loko Coffee Shop Yogyakarta
Puncak lengsernya Lokomotif D301 adalah ketika kereta api listrik mulai merangsek masuk dan mengambil alih perkeretaapian Jabodetabek. Kendati sudah tidak digunakan lagi di Ibukota, namun Lokomotif D301 ini masih aktif digunakan untuk langsiran di beberapa stasiun, termasuk langsiran di Balai Yasa Yogyakarta.
Melihat sejarahnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, Edi mengatakan bahwa, “Saya kira menarik untuk jadi ikon Stasiun (Tugu) Yogyakarta, suasana semakin indah di pintu selatan ini dan harapannya bisa membuat masyarakat semakin mencintai kereta api.”