Insinyur penerbangan asal Inggris, Richard Godfrey, mengklaim telah menemukan lokasi jatuhnya pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines MH370 yang hilang kontak sejak 8 Maret 2014 silam. Pesawat nahas itu berada di 1.993 km sebelah barat Perth, 28 km dari lokasi pencarian terakhir oleh kapal AS pada tahun 2018 dan terletak 4.000 meter di dasar laut.
Baca juga: Tak Seperti MH370, Sudah 18 Tahun Boeing 727 Maskapai Ini Hilang Tapi Tak Serius Dicari
Richard, yang juga salah satu anggota Kelompok Ilmuwan Independen bersama Victor Iannello, Bobby Ulich, dan Andrew Banks, menggunakan terknologi terbaru untuk melacak pergerakan pesawat.
Teknologi itu didasari pada data pencarian jejak pesawat secara global dengan menggunakan sinyal radio lemah yang ada di seluruh bumi, dikenal dengan istilah WSPR, yang dikembangkan oleh Pemenang Nobel Fisika, Prof. Joe Taylor pada tahun 2008 lalu.
Richard Godfrey, seperti dikutip dari Daily Mail, mengembangkan software khusus yang disebut GDTAAA (Deteksi Global dan Melacak Pesawat di Mana Saja dan Kapan Saja) untuk membaca data dari WSPR.
Lebih lanjut, Richard mengatakan, pesawat apapun – baik itu komersial, militer atau pribadi – akan mengaktifkan apa yang disebut ‘gelombang elektronik perjalanan’ ketika pesawat itu melintas gelombang tersebut. Data dari gelombang tersebut kemudian bisa digunakan untuk melacak keberadaan pesawat.
Menurut Richard, pesawat apapun – baik itu komersial, militer atau pribadi – akan mengaktifkan apa yang disebut ‘gelombang elektronik perjalanan’ ketika pesawat itu melintas gelombang tersebut. Data dari gelombang tersebut kemudian bisa digunakan untuk melacak keberadaan pesawat.
Selain menggunakan data WSPR, Richard Godfrey juga menggunakan data satelit dan analisis serpihan MH370 sebagai pembanding. Pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines MH370 diketahui memiliki sistem komunikasi satelit menggunakan satelit British Inmarsat yang melacak lokasi pesawat setiap jam.
Menariknya, ketiganya (data WSPR, analisis serpihan MH370, dan data satelit) itu menunjukkan data yang saling mendukung dan ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Walau sudah menghabiskan US$200 juta, pencarian pesawat MH370 memang sama sekali belum membuahkan hasil. Itu karena, proses pencarian bawah air selama ini oleh banyak pihak, seperti Fugro dan Ocean Infinity tidak didasarkan asumsi dan analisis data yang tepat, seperti yang dilakukan Godfrey.
Baca juga: Terbaru, MH370 Diklaim Jatuh di Samudera Hindia pada Koordinat Ini! Peneliti Berani Taruhan
Klaim Richard Godfrey telah menemukan pesawat MH370 juga didukung oleh temuan ahli lainnya, yaitu kepala oseanografi University of Western Australia Profesor Charitha Pattiaratchi, meskipun menggunakan metode pencarian yang berbeda.
Setelah mengklaim telah menemukan peawat MH370, Richard mengaku sudah meneruskan ini ke pihak terkait dan berharap tahun depan pencarian bisa dimulai kembali.