Mungkin beberapa dari Anda masih ingat dengan landasan udara Kegata yang ada di Papua sana. Bagi Anda yang lupa, landasan udara ini tercatat sebagai salah satu yang ekstrem, mengingat landas pacunya hanyalah sepanjang 400 meter dan berada di atas ketinggian pegunungan Papua. Selain terkenal karena landas pacunya, landasan udara Kegata ini juga mahsyur karena waktu terbangnya yang amat sangat singkat – menuju Desa Apowo dengan waktu mengudara 73 detik saja!
Baca Juga: Landasan Udara Kegata, Bertengger di Atas Indahnya Pegunungan Papua
Ngomong-ngomong soal waktu penerbangan tersingkat, ternyata ada juga penerbangan lain yang memiliki waktu perjalanan kurang dari dua menit, yaitu penerbangan dari Papa Westray menuju Westray di Skotlandia. Anda semua tahu berapa durasi perjalanannya? Hanya 90 detik! Singkat sekali, bukan?
Ya, penerbangan berjadwal ini dilayani oleh Loganair, sebuah maskapai regional asal Skotlandia yang bermarkas di Bandara Glasgow. Seperti yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman thesun.co.uk (30/10), durasi perjalanan 90 detik tersebut terhitung sejak pesawat take-off hingga landing. Sejatinya, jarak yang terbentang antara Papa Westray dan Westray ini sendiri hanya 1,7 mil saja, atau yang setara dengan 2,8km.
Jika waktu 90 detik tersebut sudah termasuk take-off dan landing, maka waktu penerbangannya sendiri tentu kurang dari 90 detik. Tercatat, waktu di udara untuk penerbangan ini sendiri hanyalah 47 detik saja, tapi waktu tersebut bisa menjadi lebih lama, tergantung dari arah dan kekuatan angin.
Di dalam sebuah video yang pernah direkam ketika Loganair ini tengah menghubungkan Papa Westray dan Westray, Anda bahkan bisa melihat destinasi penerbangan sejurus sesaat setelah pesawat berada di udara.
Baca Juga: ATR-72 600, Pesawat Tercanggih Untuk Penerbangan Perintis Nasional
Mengingat ini hanyalah penerbangan jarak pendek, maka Anda jangan berharap akan menggunakan pesawat jet, ya! Karena sejatinya Loganair hanyalah menggunakan pesawat propeller, Britten-Norman BN-2 Islander.
Adapun alasan di balik hadirnya penerbangan jarak pendek ini adalah karena kondisi laut yang memisahkan dua destinasi ini terkenal ‘ganas’. Sehingga orang-orang lebih memilih untuk menggunakan pesawat ketimbang harus mengarunginya.