Gardu distribusi listrik (Receiving Substation atau RSS) MRT Jakarta yang berada di Taman Sambas, Jakarta Selatan mulai beroperasi pada 13 Juli 2018. Pengoperasian ini setelah diresmikannya oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca juga: Tahap Awal Operasional MRT Jakarta, PLN Siapkan Pasokan Listrik 60 MVA
Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Tengah PT PLN Amir Rosidi mengatakan, pengaliran pertama suplay listrik ini saat yang dinantikan PT MRT Jakarta. Dia mengatakan, dengan pengaliran listrik tersebut akan memudahkan MRT Jakarta untuk menguji coba perangkat baik kereta, persinyalan dan lainnya.
“Pengaliran listrik ini juga bisa mempercepat pengerjaan MRT. Listrik Jakarta sendiri cukup karena di suplay dari empat titik yakni Balaraja, Bekasi, Muara Karang atau Tanjung Priok dan Gandul,” ujar Amir saat peresmian listrik untuk MRT Jakarta di Taman Sambas (13/7/2018).
Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar juga mengatakan setelah masuknya aliran listrik maka energi MRT Jakarta dimulai. Dia mengatakan aliran listrik untuk MRT seperti jalur aliran darah untuk menghidupkannya, sedangkan sistem signal dan telekomunikasi termasuk dalam sistem saraf pada MRT Jakarta.
“PT MRT Jakarta dan PT PLN (Persero) telah menyepakati perjanjian kerja sama pada Maret 2015 dengan penerimaan listrik Tegangan Tinggi dengan kategori I4 Premium Silver agar dapat menjaga keandalan sistem MRT Jakarta. Instalasi peralatan di RSS Taman Sambas ini telah dimulai pada pertengahan 2017 dan selesai pada akhir Juni 2018 lalu dan menjadi gardu listrik pertama di Indonesia yang memiliki desain di bawah tanah,” kata William. “Sistem daya MRT Jakarta memiliki redundancy penuh, yaitu satu trafo 60 MVA dapat memenuhi kebutuhan listrik MRT Jakarta, dan trafo lainnya sebagai cadangan (pendukung),” ujar William.
Sehingga dengan teralirinya listrik tersebut secara permanen maka pengetesan rangkaian kereta di jalur utama bisa segera dilakukan. Diketahui, RSS Taman Sambas MRT Jakarta merupakan gardu penerima distribusi listrik dari PLN yang dipasok dari Gardu Induk Pondok Indah untuk jalur selatan dan Gardu Induk CSW untuk jalur utara.
MRT Jakarta menggunakan grade 150 kV. RSS ini adalah gardu listrik pertama yang di desain semi-bawah tanah, yaitu trafo utama di permukaan tanah dan Gas Insulated Swithgear (GIS) 150kV serta Control Protection Panel (CPP) berada di bawah tanah. Dari RSS Taman Sambas ini, pasokan listrik didistribusikan ke gardu traksi di setiap stasiun untuk memenuhi operasional utilitasnya dan untuk pengoperasian kereta.
Saat ini progres pengerjaan MRT sendiri sudah mencai 94,69 persen dengan rincian depo dan struktur layang telah mencapai 92,5 persen sedngkan underground atau bawah tanah 96,87 persen. Direktur konstruksi MR Jakarta Silvia Halim mengatakan, setelah adanya listrik masuk adalah testing persinyalan dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI.
Baca juga: Sampai Mana Perkembangan Pembangunan MRT Jakarta? Ini Dia Jawabannya!
“Setelah ini selesai kita bisa menjalanakan kereta kita dari Lebak Bulus hingga ke HI. Rel juga sudah terpasang 100 persen tinggal finishing saja,” yang ditemui KabarPenumpang.com usai peresmian pengoperasian listrik MRT Jakarta (13/7/2018).
Sedangkan untuk fase 2 masuk basic enginering desain dan akhir tahun 2019 ada ground breaking untuk dimulainya kostruksi fase 2. Di masa depan, untuk fase 2, rencananya akan dibangun Gardu Induk RSS kedua di kawasan Monas sebagai penyedia daya untuk MRT Jakarta fase 2 dengan desain seluruhnya berada di bawah tanah.