Meski berstatus maskapai penerbangan swasta, namun Lion Air sejak beberapa lama telah di dapuk sebagai maskapai nasional dengan jumlah armada terbesar di Indonesia. Bukan hanya jadi yang terbesar, kemampuan pesawat-nya pun bisa dibilang sebanding, atau bahkan lebih mumpuni ketimbang milik Garuda Indonesia. Sebagai contoh, saat Garuda Indonesia mengoperasikan Boeing 747-400 sejak 1994, Lion Air pada tahun 2009 pun mengakuisisi pesawat dengan tipe yang sama. Dan ketika Garuda Indonesia mengandalkan Airbus A330-300 untuk rute penerbangan jarak menengah – jauh, Lion Air turut mengikuti jejak Garuda Indonesia.
Baca juga: Tingkatkan Keselamatan Penerbangan, Lion Air Group Gandeng Ideagen Coruson
Yang disebut terakhir, Airbus A330-300 milik Lion Air sudah hadir sebanyak 3 unit di Indonesia, pesawat ini merupakan pesawat berbadan besar (wide body) telah dioperasikan sejak akhir 2015 lalu. Airbus A330 digadang sebagai pengganti dari Boeing 747-400 yang akan segera dipensiunkan, sebelumnya Lion Air diketahui mengoperasikan dua unit Boeing 747-400 untuk melayani rute Jakarta – Jeddah.
A330-300 yang dipesan kepunyaan Lion Air di setting dengan kapasitas besar hingga 440 kursi kelas ekonomi. Uniknya pesawat Airbus A330-300 ini menggunakan mesin Trent 700 yang diambil dari Rolls Royce karena keandalan dan teknologi fuel saving-nya serta penggunaan teknologi three spool engine sehingga cocok untuk udara beriklin panas.
“Nantinya pesawat Airbus A330-300 ini akan melayani rute penerbangan menuju dua kota salah satunya ke Timur Tengah yakni Jeddah dan satu kota di Indonesia. Penempatan satu pesawat tersebut untuk rute domestik karena besarnya pertumbuhan pasar domestik,” ujar Direktur Umum Lion Group, Edward Sirait yang dikutip KabarPenumpang.com dari siaran persnya.
Lion Air Airbus A330 sejak November 2015 sudah digunakan untk menerbangkan jemaah Haji dan Umroh Indonesia. Belum lama ini, pesawat berbadan besar milik Lion Air tersebut berada di Batam Aero Technic (BAT) dimana maintenance repair overhaul kepunyaan Lion Group di Batam, Kepulauan Riau untuk bersolek dan mengaja kelaikan terbang.
General Manager Logistic BAT, Dedeng Achmadi mengatakan ada kemungkinan karena seiring dengan meningkatnya ekonomi Cina, Lion Air Group dengan pesawat berbadan besar melakukan penerbangan ke Cina. Namun, untuk saat ini jumlah penerbangan dengan pesawat berbadan besar ke Cina belumlah banyak. Pasalnya, pesawat berbadan besar Lion Air diperuntukkan melayani musim Haji dan Umrah.
Baca juga: Lion Air, Punya Citra Buruk Soal Keterlambatan Jadwal Penerbangan
“Kami konsennya ke sana dulu (Timur Tengah – red), karena tingginya animo masyarakat untuk ibadah Haji dan Umroh. Bahkan kami ada keinginan untuk menambah pesawat karena kebutuhan Umroh sangat tinggi,” ujar Dedeng.
Tak hanya itu, baru-baru ini Lion Air bekerja sama dengan Asita Sumatera Selatan untuk membuka jalur penerbbangan Palemang – Jeddah untuk melayani para jemaah calon Umroh di daerah tersebut. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Sumsel Anton Wahyudi mengatakan, jemaah calon Umroh daerah ini nantinya tidak perlu lagi harus transit di Jakarta atau daerah lainnya, melainkan langsung ke Tanah Suci.
“Jemaah itu nantinya bisa langsung menuju Jeddah karena kami melakukan kerja sama dengan maskapai Lion Air dan biro perjalanan,” ujar Anton yang dikutip KabarPenumpang.com dari antaranews.com (19/10/2017).
Menurut dia, dengan penerbangan langsung ini maka diharapkan calon jemaah bisa sampai lebih cepat di Jeddah. Untuk penerbangan langsung ini, pihaknya sudah menyampaikan pada Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin dan setuju dengan program tersebut.
Nantinya penerbangan perdana akan diikuti sekitar 70 orang dan rencananya dilepas oleh Gubernur Sumsel pada 13 November 2017 mendatang. Pada tahap pertama, pemberangkatan akan dilaksanakan seminggu sekali dan selanjutnya melihat antusias masyarakat Sumatera Selatan yang akan menunaikan ibadah Umroh.
Sebenarnya adanya penerbangan langsung ini juga untuk memantau dan mengkoordinasi jemaah serta menghindari adanya calo atau penipuan yang bisa membuat para jemaah terlantar. “Penerbangan langsung Palembang – Jeddah itu diharapkan berjalan lancar sekaligus jamaah umrah dapat beribadah secara khusuk,” tambah Anton.