Lilium dengan bangga mengumumkan penjualan taksi udara eVTOL terbesar di dunia buatannya sebanyak 220 unit ke maskapai regional terbesar ketiga di Brasil, Azul. Kesepakatan penjualan ini disebut-sebut bernilai fantastits, mencapai US$880 atau sekitar Rp12,5 triliun (kurs 14.318).
Baca juga: Gelontorkan Miliaran Rupiah, Target Taksi Udara Listrik Lilium Mengular di 2025 di Semakin Dekat
Meski menjadi maskapai terbesar ketiga, tetapi, Azul melayani lebih banyak kota dan terbang lebih sering ketimbang para kompetitornya.
Brasil sendiri dikenal sebagai pasar helikopter terbesar kedua di dunia. Itu mungkin dilandasi berbagai faktor, seperti infrastruktur yang buruk, geografi, serta tingginya tingkat kejahatan di jalan seperti pembajakan, penodongan, pencurian, dan sejenisnya.
Dengan kondisi tersebut, tidak heran bila Azul percaya diri untuk merogoh kocek besar mendatangkan 220 unit taksi udara eVTOL Lilium. Taksi udara eVTOL Lilium dinilai mampu menghadirkan kenyamanan, kecepatan, dan keamanan lebih baik dibanding helikopter serta mampu menjangkau wilayah lebih luas. Yang paling penting tentu adalah harga per perjalanannya sangat murah.
“Sangat mudah bagi kami untuk dengan cepat mengidentifikasi pasar di mana kami dapat menempatkan 250 pesawat ini, dan kami pikir jumlah itu bahkan bisa mencapai 1.000 atau lebih,” kata David Neeleman, pendiri Azul, Westjet, dan Jetblue.
“Dengan memiliki pesawat terbang seperti yang dimiliki Lilium, dengan harga yang jauh lebih murah daripada helikopter, dengan keamanan yang jauh lebih tinggi, kami pikir kami dapat memperluas pasar ini. Kami pikir pasarnya bisa 10, atau 20, atau 30 kali lebih besar dari sebelumnya. hari ini, atau bahkan lebih,” tambahnya, seperti dikutip dari New Atlas.
Akan tetapi, sebagaimana penjualan taksi udara eVTOL dari Archer, Embraer Eve, Vertical Aerospace, dan lainnya, penjualan taksi udara eVTOL Lilium ke Azul tentu masih bersifat sementara. Semuanya bergantung pada proses sertifikasi.
Bila segalanya lancar, Lilium memperkirakan Azul bisa menikmati servis dari setiap unit taksi udara eVTOL terbesar di dunia buatannya pada 2025 mendatang.
Lebih lanjut, Lilium berharap, seluruh unit taksi udara eVTOL berkapasitas tujuh penumpang tersebut bisa terbang sampai 25 kali sehari, menempuh jarak rata-rata 60 mil atau 96 km atau 10 jam penerbangan per hari.
Lifespan atau umur operasional taksi udara eVTOL Lilium ditaksir mampu bertahan sampai delapan tahun. Tetapi, paket baterainya hanya bertahan empat bulan.
Kendati begitu, David Neeleman mengaku optimis bergabungnya taksi udara eVTOL Lilium bisa mendatangkan keuntungan sekitar US$5 juta dari setiap unitnya setelah dua tahun.
Baca juga: Bisa Angkut 7 Penumpang, Inilah Taksi “Minibus” Udara eVTOL Terbesar di Dunia
Skemanya, ia mengasumsikan rata-rata 4,5 dari enam-tujuh kursi penumpang terisi di setiap 25 penerbangan per hari.
Dengan harga US$2,25 per mil penumpang akan menghasilkan pendapatan sekitar US$15,000 per hari atau $5 juta per tahun atau margin keuntungan 25 persen. Alhasil, dalam dua tahun, investasi sebesar Rp12,5 triliun akan balik modal dan di enam tahun sisanya (dengan asumsi lifespan delapan tahun) taksi udara eVTOL bakal mendatangkan keuntungan US$5 juta.