Di dunia, segelintir orang diberi kemampuan spesial untuk menguasai lebih dari satu bidang studi atau pekerjaan. Salah satunya Silke Anckaert. Wanita asal Belgia ini awalnya memulai karir profesional sebagai perawat. Tetapi, ia akhirnya menekuni bidang lain dan beralih profesi menjadi pramugari dan pilot.
Baca juga: Inilah Maria, Dokter Gigi Jadi Pramugari dan Kembali ke Profesi Semula Gegara Corona
Setelah lulus sekolah keperawatan, suatu hari pada tahun 2015 Silke traveling ke Asia selama beberapa bulan. Selama itu, ia beberapa kali terbang dengan berbagai maskapai dan bertemu banyak pramugari. Di sini, ia mulai tertarik beralih profesi menjadi pramugari, terbang ke banyak tempat di seluruh dunia dan bertemu dengan banyak orang dengan latar belakang budaya dan sosial yang berbeda.
Setelah kembali ke Belgia, ini kemudian melamar ke maskapai charter yang berbasis di Brussels, TUI Airways pada tahun 2017. Nasib baik pun menyertainya, ia diterima sebagai pramugari. Bersama maskapai itu, ekspekstasi Silke sebagai pramugari benar-benar terwujud.
Tak puas begitu saja, ditambah dorongan moril maupun materil dari orang-orang terdekat, Silke pun mulai memupuk asa menjadi pilot. Ia memutuskan untuk bergabung dengan sekolah penerbangan terbaik di Amerika Serikat (AS). Sampai di sini, ia belum melepas profesi pramugarinya. Ia masih tercatat sebagai pramugari aktif di TUI.
Silke, yang bertekad untuk mendorong wanita agar lebih banyak mengambil kesempatan sebagai pilot, akhirnya lulus dan mendapat lisensi untuk menerbangkan pesawat single-engine. Tetapi, lagi-lagi ia belum puas dan ingin hasil lebih. Ia memutuskan untuk melanjutkan sekolah penerbangannya agar sampai level lisensi tertinggi.
Seperti diketahui, lisensi pilot ada enam, mulai dari yang terendah Student Pilot License (SPL), Private Pilot License (PPL), Commercial Pilot License (CPL), Instrument Rating (IR), Multi Engine Rating (MER), dan lisensi pilot tertinggi Airline Transport Pilot License (ATPL). Lisensi ATPL inilah yang ingin segera didapat Silke.
Ketika Silke mulai sekolah penerbangan, saat itu, kebutuhan pilot memang tinggi dan pilot-pilot yang ada belum mampu memenuhi permintaan pasar global. Jadilah ia semakin bersemangat.
Tetapi sayang, pandemi virus Corona merebak dengan cepat dan pelatihan tertunda. Otomatis, impian menjadi pilot juga tertunda. Demikian juga keinginan kembali terbang sebagai pramugari yang juga tertunda.
Tetapi, tak seperti pramugari lainnya yang kalang kabut menghadapi pandemi Covid-19 dan banting setir menjadi tukang gorengan, tukang penjual sabul, barista, dan lain sebagainya, Silke justru mendapat panggilan jadi perawat di fasilitas pengujian Covid-19 yang berbasis di Leuven, Belgia.
Selama empat bulan, ia berjuang melawan ganasnya pandemi virus Corona di Belgia. Ia amat menikmatinya, tetapi hari kecilnya ingin sekali kembali mengudara.
Setelah wabah Covid-19 mereda, ia melanjutkan pelatihan ATPL-nya dan berhasil lulus. Jadi, ia bisa dibilang pramugari aktif yang memiliki lisensi pilot ATPL. Setelahnya, ia kembali menjadi pramugari dan tengah mengincar pekerjaan sebagai pilot. Besar kemungkinan, pilot jet bisnis akan menjadi pijakan awalnya berkarir di kokpit.
Baca juga: Akibat Covid-19, Pilot Sampai Banting Setir Jadi Masinis
Tetapi, ia berharap bisa menerbangkan pesawat komersial, narrowbody maupun widebody, seperti Boeing 737 dan Airbus A350.
“Saya ingin memulai karir saya dengan jet bisnis kecil, dan itu murni karena pandemi Covid-19. Sekarang satu-satunya pekerjaan yang dapat Anda temukan adalah untuk pilot jet bisnis. Tetapi pesawat penumpang komersial Boeing 737 atau pesawat berbadan lebar Airbus A350 juga terdengar seperti peluang yang sangat menarik bagi saya,” tutup Silke Anckaert, seperti dikutip dari Aerotime Aero.