Kabar gembira datang dari maskapai tertua di dunia yang masih beroperasi, Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM) Royal Dutch Airlines, dimana pihak maskapai telah mencapai kesepakatan dengan persatuan awak kabin untuk meningkatkan gaji mereka. Dikabarkan, kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan pada Kamis (19/12) malam kemarin, setelah kurang lebih delapan bulan bernegosiasi. Adapun besaran kenaikan gaji yang disetujui kedua belah pihak berada di angka tujuh persen. Wah, berarti awak kabin KLM bisa jadi lebih makmur, ya!
Baca Juga: Apa Saja sih Keuntungan yang Didapatkan oleh Seorang Awak Kabin?
Sebagaimana yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman nltimes.nl (20/12), tidak hanya kenaikan gaji saja, tapi para awak kabin KLM juga memiliki akses untuk mendapatkan pelatihan, bonus, hingga libur tambahan yang setara dengan dua persen dari upah yang mereka dapat.
“Karena jadwal kerja yang tidak teratur, maka kesepakatan yang dicapai dengan pihak maskapai merupakan kabar baik untuk kami, dimana sekarang karyawan dapat memilih untuk berinvestasi di diri sendiri (mengikuti pelatihan) dengan cara yang sesuai dengan mereka,” ujar Birte Nelen, direktur serikat pekerja FNV.
Mengingat pada tahun 2019 kemarin para pekerja ini sempat menerima penugasan sekunder, maka pihak maskapai juga akan ‘menghadiahi’ para pekerja dengan upah €375 atau yang setara dengan Rp5,8 juta. Menurt KLM, gaji para awak kabin ini akan mulai naik tertanggal 1 September mendatang, sebanyak dua persen terlebih dahulu. Hal ini menyusul kenaikan dua setengah persen yang dijadwalkan akan mulai diberlakukan tertanggal 1 Agustus 2020 dan 2021. Jadi jika tidak meleset, per 1 Agustus 2021, gaji awak kabin KLM akan naik enam setengah persen.
Baca Juga: Ternyata, Jakarta Merupakan Destinasi Penerbangan Antar Benua Perdana KLM!
Sayangnya, pihak KLM tidak menjelaskan kemana setengah persen lagi nominal yang harus dibayarkan pihak maskapai agar pas tujuh persen.
Sementara itu, awak kabin KLM masih harus menyetujui kesepakatan tersebut, dimana perjanjian perundingan dijadwalkan pada bulan Januari 2020 mendatang.