Melanjuti rencana PT KAI dan Pemprov Jawa Barat yang akan mereaktivasi empat jalur di Bumi Pasundan, baru-baru ini BUMN yang tengah naik daun mengumumkan besaran rupiah yang sekiranya dibutuhkan untuk melancarkan program ini. Rp7,27 triliun merupakan angka yang muncul sebagai estimasi dana yang bakal digelontorkan PT KAI untuk membiayai reaktivasi empat jalur mati ini.
Baca Juga: Kolaborasi dengan Pemprov, PT KAI Akan Reaktivasi Empat Jalur Kereta di Jawa Barat
Dikutip KabarPenumpang.com dari sejumlah laman sumber, angka tersebut merupakan gabungan dari tiga pilar utama pendanaan: Rp6,04 triliun untuk prasarana, Rp920 miliar untuk pengadaan sarana, dan Rp230 miliar untuk penertiban lahan. Dari total angka tersebut, masing-masing jalur yang akan direaktivasi ini menelan dana yang berbeda-beda.
Sebut saja jalur sepanjang 37,8km yang menghubungkan Stasiun Cikudapateuh (Bandung) dan Ciwidey ini diproyeksikan menelan dana sebesar Rp2,8 triliun – dengan rincian investasi prasarana (trek, persinyalan, dan bangunan penunjang operasi, seperti stasiun, dll) sebesar Rp2,46 triliun, dan Rp345 miliar sisanya untuk investasi sarana dan penertiban lahan.
Kemudian untuk jalur Banjar – Pangandaran – Cijulang, PT KAI membutuhkan dana sekitar Rp2,28 triliun dengan rincian: investasi prasarana Rp1,76 triliun, pengadaan sarana Rp230 miliar, dan Rp160 miliar sisanya untuk pembebasan lahan.
Lalu untuk rute Rancaekek – Tanjungsari, diperkirakan jalur ini membutuhkan dana senilai Rp1,22 triliun. Dikutip dari laman bisnis.com (18/9/2018), untuk membangun prasarana di jalur sepanjang 11,5km ini, PT KAI membutuhkan dana sekitar Rp1,04 triliun, dan Rp260 miliar sisanya untuk pengadaan sarana dan pembebasan lahan.
Rute terakhir yang akan direaktivasi adalah Cibatu – Cikajang yang diproyeksikan akan menelan dana sekitar Rp964 miliar dengan rincian: investasi prasarana Rp785 miliar dan sisanya untuk pengadaan prasarana dan pembebasan lahan.
Kendati Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan reaktivasi jalur ini masih dalam tahap studi, namun Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik telah terlebih dahulu membocorkan waktu eksekusi dari proyek ini.
Baca Juga: PT KAI Diminta Aktifkan Jalur ‘Mati Suri’ Semarang-Rembang
“Akan mulai tahun depan (2019). Pihak PT KAI juga setelah berbicara sama-sama mereka sanggup tahun depan,” ujar Dedi, dikutip dari laman detik.com (15/9/2018).
Nantinya, keempat jalur ini tidak hanya ‘dihidupkan kembali’ begitu saja, namun juga dikembangkan sebagai daerah Transit Oriented Development (TOD). “Otomatis ada pembangunan TOD. Karena itu bagian dari revitalisasi dari stasiun, yang harus dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk melakukan kegiatan layanan.” ujar Menhub Budi.