Jika Anda ditugaskan untuk mengklasifikasikan jenis penerbangan, ada berapa jenis penerbangan yang Anda ketahui? Dua? Tiga? Ya, jawaban yang tepat adalah ada tiga jenis penerbangan penumpang yang selama ini menghiasi angkasa. Tiga jenis penerbangan ini sendiri mengemban tugas dan fungsinya masing-masing. Kendati ketiga jenis penerbangan ini sering kali tersamarkan oleh masing-masing tugasnya, namun percayalah, dunia aviasi global tidak sesederhana itu.
Baca Juga: Regulasi Perusahaan Jadi ‘Separator’ Layanan LCC di Seluruh Dunia
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman globes.co.il (27/12/2018), jenis penerbangan yang pertama adalah penerbangan terjadwal reguler, dimana jenis penerbangan ini mengoperasikan jadwal tetap dalam kurun waktu tertentu dan dilakukan oleh full-service carrier. Biasanya ada tingkatan kelas yang dapat dipilih oleh penumpang dalam jenis penerbangan ini. Sebut saja ada Garuda Indonesia, Lufthansa, British Airways, United Airlines, dan masih banyak lagi.
Lalu jenis penerbangan kedua adalah penerbangan charter. Berbeda dengan penerbangan terjadwal reguler, penerbangan charter tidaklah memiliki jadwal tetap – cenderung tentatif. Biasanya, penerbangan charter ini merupakan bagian dari sebuah paket perjalanan wisata. Dari segi modanya pun, kebanyakan penerbangan charter menggunakan armada turboprop untuk menjangkau wilayah yang terpencil – tidak sedikit juga perusahaan yang menyediakan pesawat jet berbadan kecil sebagai armada penerbangan charter.
Lalu yang terakhir ada penerbangan berbiaya rendah – layanan yang tengah naik daun berkat harga miring yang mereka tawarkan. Berbeda dengan kedua jenis penerbangan di atas, beberapa penerbangan berbiaya rendah tidak menyediakan layanan tambahan dan Anda harus merogoh kocek lebih dalam untuk menghadirkan layanan tersebut, seperti kapasitas bagasi yang besar, makanan, hingga pemesanan tempat duduk. Di dalam negeri sendiri, nama Lion Air, Citilink, dan AirAsia menjadi tiga maskapai yang merajai sektor Low Cost Carrier (LCC) ini.
Jika dilihat dari tugasnya masing-masing, maka Anda dapat dengan mudah membedakan ketiga jenis penerbangan tersebut. Namun seiring berjalannya waktu dan kondisi ekonomi global yang tengah tidak stabil, mulai ada beberapa maskapai penyedia layanan penerbangan terjadwal reguler yang ‘bertingkah’ layaknya LCC – entah itu dengan cara mengurangi kapasitas bagasi, atau meniadakan jatah makanan/minuman bagi para penumpang.
Dalam kasus ini, penerbangan charter tidak terdampak dari isu yang beredar. Mereka tetap pada jalur persaingan dengan penyedia layanan serupa untuk mengantarkan penumpang ke daerah terpencil.
Baca Juga: Long Haul Low Cost Carriers, Solusi Terbang Jarak Jauh Tanpa Harus Kuras Dompet!
Jika berspekulasi, mungkin ini adalah trik yang digunakan oleh pihak maskapai untuk mereduksi ongkos pengoperasian sehari-hari – semata-mata hanya untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Janganlah dulu terlalu jauh untuk membicarakan sanksi apa yang sekiranya dikenakan terhadap maskapai reguler rasa LCC, namun yang perlu Anda lakukan hanyalah lebih cermat ketika membeli tiket dan memperhatikan layanan apa yang sekiranya akan Anda dapat – mulai dari lounge khusus hingga makanan/minuman selama perjalanan.