Badan pesawat yang disulap jadi restoran kerap menarik perhatian pengunjung, khususnya bagi pecinta dunia dirgantara dan penikmat kuliner. Salah satunya dari Benua Hitam, sebuah restoran unik di Ghana yang bernama “La Tante DC10 Restaurant” atau disebut “The Green Plane” yang mengambil badan utuh dari pesawat trijet legendaris jawara penerbangan jarak jauh, McDonnell Douglas DC-10.
Baca juga: Mengenang DC-10: Pelopor Penerbangan Jarak Jauh Modern Sekaligus Berlabel Jebakan Maut
Selama bertahun-tahun, “The Green Plane” menyambut penumpang untuk bersantap di dalam pesawat. Namun, sayangnya hal itu tidak mungkin dilakukan lagi, karena restoran tersebut telah menutup semua operasionalnya.
Semasa beroperasi melayani penerbangan, pesawat tersebut memulai debutnya di Thai Airways. Dibangun pada bulan Desember 1976 dan mulai beroperasi pada bulan Maret 1977 dengan registrasi HS-TGD. Pada bulan Januari 1987, ia didaftarkan ulang sebagai HS-TMC.
Pada bulan Desember tahun 1987, maskapai ini pindah ke Eropa untuk melayani Scandinavian Airlines. Pesawat ini terbang selama kurang dari tiga tahun sebagai OY-KDC untuk SAS sebelum kembali ke Asia untuk melayani Malaysia Airlines sebagai 9M-MAW pada bulan Oktober 1990.
Perubahan kepemilikan terakhir pesawat terjadi pada Oktober 1999, ketika DC-10 tersebut dipindahkan ke Ghana Airways. Maskapai ini menghabiskan empat tahun terbang untuk maskapai Afrika yang terdaftar sebagai 9G-ANB hingga pensiun dari layanan pada tahun 2003 setelah karir yang luas dan bervariasi yang berlangsung selama 26 tahun.
Setelah pesawat ini pensiun, masa depannya tampak jauh dari cerah. Memang, awalnya disimpan di Bandara Internasional Kotoka (ACC) di Accra, Ghana, likuidasi Ghana Airways pada tahun 2005 mengakibatkan ditinggalkannya maskapai tersebut.
Banyak bagian pesawat, termasuk tiga mesin General Electric (GE), kemudian dijual sebagai barang bekas, menjadikan jet tersebut hanya bayangan dari pesawat andalan wide body. Namun, intervensi pada menit-menit terakhir pada tahun 2011, ketika komponen aluminiumnya dikeluarkan untuk peleburan, berhasil menyelamatkan situasi tersebut. Hal ini datang dari istri seorang menteri asal Togo.
Tak lama kemudian dipastikan bahwa pemilik baru pesawat berencana mengubahnya menjadi restoran. Setelah memindahkan sisa-sisa pesawat ke pinggiran Kota Bandara Accra, fasilitas tersebut akhirnya diresmikan, seperti dilansir News Ghana, pada November 2013.
Setelah dua setengah dekade terbang, DC-10 melanjutkan warisannya sebagai pengalaman bersantap yang unik. Meskipun tempat ini gagal bertahan selama lebih dari satu dekade, namun hal ini meninggalkan kenangan abadi bagi pelanggan yang pernah mengunjunginya.
Biasanya, ketika sebuah restoran tutup atau pindah operasional, beberapa pelanggan setia sering mengunjungi gedung tersebut untuk bernostalgia. Namun dalam kasus ini, seluruh struktur telah dipindahkan dari lokasi. Menurut BBC, para tamu biasanya ‘menaiki’ pesawat melalui tangga dari darat, seperti yang biasa mereka lakukan pada tahun-tahun operasionalnya.
Karena diperlukannya ruang ekstra untuk bersantap, pesawat ini dapat menampung 118 tamu, sedikit lebih sedikit dari kapasitas 276 penumpang pada tahun-tahun penerbangannya.
Baca juga: Hari ini 53 Tahun Lalu, McDonnell Douglas DC-10 Terbang Perdana
Menu restoran terdiri dari berbagai macam hidangan Ghana, seperti banku dengan bumbu Tilapia dan nasi Jollof dengan ayam, serta piring kecil dan sandwich untuk pengunjung yang mencari makanan ringan. Barnya juga menyajikan beragam minuman beralkohol dan ringan yang mengesankan.