Mungkin pemberitaan yang satu ini bisa dibilang cukup unik, mengingat apa yang kita ketahui selama ini adalah moda udara dan kereta selalu adu canggih dalam mengembangkan teknologinya. Kemampuan kereta cepat yang digadang-gadang mampu menyaingi efisiensi moda udara beberapa kali dikaitkan dengan ‘runtuhnya’ era perjalanan via udara di masa yang akan datang dan beralih menggunakan kereta cepat. Tapi, apa jadinya jika salah satu maskapai kenamaan dunia malah banting setir ke moda berbasis rel ini? Cukup mengejutkan, bukan?
Baca Juga: Ternyata, Jakarta Merupakan Destinasi Penerbangan Antar Benua Perdana KLM!
Adalah KLM Royal Dutch Airlines, yang kabarnya akan menggantikan salah satu dari lima rute penerbangan berjadwal yang menghubungkan Brussels dan Amsterdam Schiphol dengan menggunakan kereta cepat Thalys. Adapun rencana ini diharapkan dapat terlaksana tertanggal 29 Maret 2020 mendatang.
Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman railwaygazette.com (17/9), inisiatif ini merupakan salah satu tindakan langsung yang diambil pihak maskapai guna menurunkan intensitas penerbangan antara Brussels dan Amsterdam – dimana KLM Royal Dutch Airlines dapat mengalokasikan slot penerbangan tersebut ke penerbangan jarak jauh.
Menanggapi rencananya yang sudah kadung tersebar luas ini, pihak flag carrier Belanda menyebutkan peralihan perjalanan penumpang dari moda udara ke kereta cepat ini sudah dipertimbangkan matang-matang dan sepenuhnya sudah sesuai dengan standar kecepatan, keandalan, dan kenyamanan yang ditawarkan oleh perjalanan udara.
“Transportasi antar moda yang melibatkan kereta api dan pesawat tetap menjadi bisnis yang kompleks dan menantang,” ungkap Presiden & CEO dari KLM Royal Dutch Airlines, Pieter Elbers.
Di sini, Pieter menganggap kecepatan dalam melayani penumpang merupakan kartu as yang akan mempengaruhi transfer antar moda, dimana jika waktu tempuh kereta cepat dari Brussels menuju Amsterdam ternyata lebih lambat ketimbang pesawat, maka bisa dibilang program transfer antar moda ini gagal. Namun sebaliknya, jika waktu tempuh ternyata sama atau bahkan lebih cepat, maka dapat dikatakan berhasil.
Baca Juga: KLM Gandeng TU Delft Kembangkan Pesawat Hemat Energi “Flying-V”
“Kami bertujuan untuk memaksimalkan kedua sektor transportasi ini. Selain itu, mengurangi frekuensi penerbangan (dari Brussels menuju Amsterdam) dari lima menjadi empat penerbangan dalam sehari juga akan memberikan pengalaman luar biasa dalam layanan Air&Rail,” sambungnya.