Boeing mengumumkan telah mengucurkan dana sebesar US$450 juta atau Rp6,5 triliun (kurs 14.352) untuk mengembangkan taksi udara atau taksi terbang all-electric vertical takeoff and landing (eVTOL).
Baca juga: Lilium Pamer Penjualan 220 Unit Taksi Udara eVTOL Terbesar di Dunia Bernilai Rp12,5 Triliun
Raksasa manufaktur pesawat dunia itu tidak membuatnya secara langsung, melainkan berinvestasi ke Wisk Aero. Bila tak ada aral melintang, taksi udara atau taksi terbang generasi keenam Wisk Aero akan menjadi yang pertama yang mendapat sertifikasi di Amerika Serikat (AS).
Sejak beberapa tahun belakangan, geliat pengembangan taksi udara atau taksi terbang listrik AS dan dunia memang sangat tinggi. Namun, tak satu pun yang sudah mengajukan atau lolos sertifikasi FAA.
Dilansir geekwire.com, generasi keenam taksi terbang atau taksi udara listrik Wisk Aero disebut sebagai salah satu taksi udara eVTOL terbesar di dunia. Perusahaan yang berbasis di San Francisco Bay Area dan Selandia Baru itu bisa mendapat sertifikasi FAA pada lima tahun mendatang.
“Otonomi adalah kunci untuk membuka kunci skala di semua aplikasi mobilitas udara lanjutan (AAM), dari penumpang hingga kargo dan seterusnya. Itu sebabnya straight-to-autonomy adalah prinsip inti pertama, “kata Marc Allen, chief strategy officer Boeing, dalam sebuah pernyataan Senin lalu.
Wisk Aero sebetulnya bukan perusahaan baru. Disebutkan, ia sudah berdiri sejak tahun 2010. Ketika itu masih bernama Zee Aero. Setelah bergabung dengan Kitty Hawk, sebuah usaha yang didukung oleh salah satu pendiri Google Larry Page, namanya berganti menjadi seperti sekarang.
Pada Juni 2019, Kitty Hawk dan Boeing mengumumkan kemitraan strategis untuk terus mengembangkan pesawat listrik atau taksi udara listrik. Namun, itu tidak berjalan mulus. Enam bulan pasca kemitraan terjalin, Wisk Aero keluar dari barisan. Barulah pada akhir Januari lalu, Wisk Aero mau mendapat kucuran dana dari Boeing untuk proyek taksi udara eVTOL.
Ambisi Wisk Aero menjadi taksi udara listrik pertama yang mendapat sertifikasi FAA nampaknya akan digagalkan pesaing mereka dari Jerman, Lilium Aviation.
Lilium Aviation diketahui sudah selangkah lebih maju dibanding Wisk Aero. Lilium diketahui secara diam-diam sudah sejak tahun 2018 silam mengembangkan eVTOL berkapasitas tujuh kursi ini.
Setelah melalui proses panjang, minibus udara Lilium tersebut akhirnya berhasil mendapat sertifikasi CRI-A01 dari EASA pada tahun 2020. Itu berarti, minibus udara Lilium sudah siap digunakan secara komersial. Sertifikasi EASA itu juga menjadi modal berharga untuk mendapat lolos sertifikasi FAA.
Baca juga: Setelah Taksi Terbang, Bus Terbang Berkapasitas 40 Orang Tengah dalam Rencana Pembuatan
eVTOL terbesar di dunia dengan kapasitas tujuh kursi tersebut diketahui mampu melesat di kecepatan maksimum hingga 280 km per jam, dengan ketinggian maksimum mencapai 10 ribu kaki, serta jangkauan terbang 250 km lebih. Ini tentu jauh lebih kuat dan mumpuni dibanding eVTOL lainnya di seluruh dunia, sejalan dengan kapasitas kursinya.
Menariknya, sekalipun melaju jauh lebih cepat dibanding eVTOL lainnya, eVTOL Lilium menjamin tetap lebih senyap dan tenang saat terbang dalam kecepatan penuh, sehingga cocok untuk mendukung mobilitas udara perkotaan (UAM) yang bebas polusi udara dan suara di masa depan.