Dalam benak masyarakat, kapal ferry digunakan untuk transportasi sipil, oleh sebab itu penyedia jasanya pun perusahaan sekelas BUMN PT ASDP Indonesia Ferry atau BUMS (Badan Usaha Milik Swasta). Tapi tahukah Anda bahwa instansi militer seperti TNI AL juga punya kapal ferry dengan ukuran yang cukup besar? Bahkan kapal ferry milik TNI AL ini dilengkapi fasilitas helipad untuk bisa didarati helikopter ukuran sedang.
Yang dimaksud adalah KRI Tanjung Kambari 971. Sebagai kapal ferry, KRI Tanjung Kambani 971 punya kemampuan serupa dengan kapal ferry yang melayani lintasan Merak – Bakauheni. Layaknya kapal ferry, yang dapat diangkut tak hanya penumpang, melainkan kendaraan bermotor. KRI Tanjung Kambani 971dibekali dua pintu rampa pada haluan dan buritan. Dengan dua pintu rampa, maka kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri, bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga jenis kapal ini disebut kapal RoRo (Roll on Roll off). Bahkan untuk memudahkan mobilitas kendaraan, seperti halnya kapal LPD (Landing Platform Dock), KRI Tanjung Kambani 971 juga dilengkapi pintu rampa di sisi samping lambung.
Merujuk ke sejarahnya, KRI Tanjung Kambani 971 bukan berasal dari hibah BUMN, meski juga tidak didatangkan dalam kondisi baru, KRI Tanjung Kambani 971 sebelumnya bernama Dong Yang No.6. Kapal ini dibuat oleh galangan kapal Sanuki Zosen Co Ltd Jepang dan diluncurkan pada bulan Maret 1982. Untuk memperkuat kebutuhan pergeseran pasukan dan perlengkapannya, TNI AL mengakuisisi kapal ini pada tahun 2000. Dengan masuk sebagai arsenal kekuatan TNI AL, maka kapal ferry sipil ini pun perlu dilakukan modifikasi agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan militer.
Dikutip dari Indomiliter.com, modifikasi kapal dilaksanakan di galangan Dae Sun Shipbuilding & Engineering di Busan, Korea Selatan. Modifikasi dilakukan selama lebih kurang 6 bulan, mulai 1 Mei hingga 9 November 2000. Dalam modifikasi ini ditambahkan fasilitas helipad tanpa hanggar, juga beberapa senjata ringan anti serangan udara (PSU) kaliber 20 mm dan 35 mm. Guna menampung jumlah pasukan dalam jumlah besar, dilakukan perubahan fungsi ruangan. Kemampuan angkut ideal KRI Tanjung Kambani 971 dengan kapasitas tempat tidur 460 orang. Namun dalam kondisi tertentu, kapal berbobot mati 7.138 ton ini dapat dimuati 1.500 orang. Secara resmi, KRI Tanjung Kambani 971 masuk dalam jajaran TNI AL pada 10 November 2000.
Dari segi kapasitas, KRI Tanjung Kambani 971 dapat dimuati truk sekelas REO M35 sebanyak 38 unit, jenis truk ringan sekelas Unimog 45 unit, kendaraan minibus 65 unit dan sedan 60 unit. Selain itu, kapal ini dapat membawa muatan kargo 20,83 ton, dan helipad-nya dapat di darati helikopter berbobot 6,8 ton. Ini artinya, helikopter sekelas AS332 Super Puma tidak masalah mendarat di kapal ini.
Kapal yang masuk ke dalam Satuan Kapal Bantu (Satban) TNI AL ini tugasnya tak melulu untuk mendukung misi militer, dalam beberapa kesempatan kapal ferry bercita rasa militer ini juga dilibatkan dalam operasi bantuan angkut pemudik Lebaran. Seperti pada Lebaran tahun 2005, kapal ini mengangkut sebanyak 569 pemudik Lebaran dari Pelabuhan Kolinlamil, Tanjung Priok , Jakarta Utara dengan tujuan Bangka Belitung.