Siapa bilang perang dagang hanya terjadi antara Amerika Serikat dan Cina saja? Dua raksasa manufaktur kedigrantaraan global, Boeing dan Airbus pun terlibat dalam perang dagang – hanya saja beda medan dengan Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu. Namun di tengah-tengah perang dagang yang terjadi antara dua perusahaan ini, ada pihak ketiga yang dikabarkan mendapatkan keuntungan, yaitu Cina.
Baca Juga: Borong 300 Pesawat dari Airbus, Inikah Strategi Cina Menangkan Perang Dagang dengan AS?
Asal muasal pertikaian antara Boeing dan Airbus ini tidak lepas dari peran Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengenakan tarif impor pada produk-produk Uni Eropa senilai US$11 miliar (Rp155,7 triliun). Terhitung sejak saat itu, hubungan kedua perusahaan ini jadi kian memanas.
KabarPenumpang.com mewartakan dari laman Reuters, salah satu ‘komoditas’ Uni Eropa yang menjadi target untuk masuk ke pasar Amerika Serikat adala pesawat komersial. Dikabarkan, Amerika Serikat dan Eropa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir terlibat dalam sebuah perseteruan karena saling tuduh dalam hal memberikan subsidi kepada Airbus dan Boeing. Subsidi yang diberikan dianggap sebagai bala bantuan bagi kedua perusahaan agar mendapatkan keuntungan dalam bisnis pesawat dunia.
Menanggapi perseteruan ini, Menteri Keuangan Perancis, Bruno Le Marie mengatakan, “bentrokan antara Boeing dan Airbus akan absurd hanya karena dua industri kami benar-benar saling terkait, kami bergantung satu sama lain untuk sejumlah komponen,”
Pada kesempatan yang sama, Menteri Bruno juga menyebutkan bahwa perseteruan ini hanya akan menguntungkan produsen kedigrantaraan Cina, Commercial Aircraft Corp of China Ltd. (COMAC).
“Perang komersial antara Boeing dan Airbus hanya akan menguntungkan COMAC,” ujarnya.
Entah apa yang terlintas di dalam benak Menteri Bruno, namun sebagaimana yang diketahui bersama, COMAC merupakan salah satu upaya Cina dalam ikut terjun langsung dalam persaingan di sektor aviasi global – setelah sebelumnya, Cina telah menerbitkan ijin kepada pihak Boeing dan Airbus untuk membangun fasilitas penunjang produksi di dataran Cina.
Baca Juga: Airbus Duga Cina Jadi Dalang di Balik Insiden Serangan Cyber
Tidak bisa dipungkiri, misi spionase Cina dalam upayanya untuk mencuri ceruk pasar di berbagai sektor potensial bisa terbilang monoton. Sebagai contoh sederhana, di sektor telekomunikasi, Cina berhasil menumbangkan beberapa rivalnya hanya demi mengembangkan produk lokal mereka. Pun dengan bidang kemiliteran yang juga menggunakan skema yang serupa.
Mungkin Anda masih ingat dengan insiden peretasan yang terjadi di tubuh Airbus, dimana perusahaan yang berbasis di Eropa tersebut menduga kuat Cina ada di balik aksi picik ini. Tidak menutup kemungkinan – atau mungkin benar 100 persen, ujaran Menteri Bruno tadi merujuk pada rekam jejak Cina dalam upayanya untuk menguasai ceruk pasar dan memenangkan perang dagang dengan Amerika Serikat.